REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyusunan rencana kerja gubernur dan wakil gubernur terpilih Anies Baswedan-Sandiaga Uno terus dikebut sebelum pelantikan pada Oktober mendatang. Anies mengaku mengandalkan open data untuk merumuskan program kerja yang kini sedang diterjemahkan Tim Sinkronisasi.
"Dengan open data itu kita bisa lihat semua APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) sekarang jadi karena itu dasar untuk menyusun penerjemahan rencana kerja kita," kata Anies di Jakarta, Jumat (19/5).
Menurutnya, data yang ada bersifat terbuka dan bisa diakses semua orang. Data itu atau APBD saat ini, kata Anies, akan menjadi rujukan utama Tim Sinkronisasi. Program-program yang sifatnya rutin, atau yang terkait pembangunan, menurut Anies, bisa menjadi acuan.
Anies menambahkan, komunikasi yang masih terganjal dengan Plt Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat tidak akan mengganggu kerja Tim Sinkronisasi. Tim akan bekerja sesuai rencana dan jadwalnya. Apalagi, kata mantan mendikbud ini, waktu yang ada masih lama yakni hingga pelantikan Anies-Sandi Oktober mendatang.
"Fase kita sekarang nggak apa-apa karena memang justru sekarang fase untuk menerjemahkan menjadi item-item anggaran. Kalau ketemu sekarang juga tidak ada yang bisa dimasukin kok," ujar dia.
Anies Baswedan mengaku enggan terburu-buru menjalin komunikasi dengan DPRD DKI untuk memasukkan program unggulan di APBD 2018. Jika itu dilakukan, dia khawatir justru mengganggu roda pemerintahan yang dipimpin Plt Gubernur Djarot Saiful Hidayat.
"Kita sekarang kosentrasi dulu di bagian kita. Kita tidak ingin mengganggu roda pemerintahan Pak Djarot, iklim komunikasi Pak Djarot dengan DPRD. Kita tunda dulu, wong mulai Oktober kita sudah siap," kata dia.