Kamis 18 May 2017 18:58 WIB

Direktur Infit: Adian Coba Benturkan Presiden dan Wakil Presiden

Direktur Eksekutif Institute For Indonesian Integrity (Infit) Abdul Haji Talaohu.
Direktur Eksekutif Institute For Indonesian Integrity (Infit) Abdul Haji Talaohu.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pernyataan Adian Napitullu dalam orasinya pada acara Refleksi Gerakan Mahasiswa 98 "Melawan Kebangkitan Orde Baru" di Graha Cipta II, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Senin (15/5) yang secara tersirat menuduh Wakil Presiden Jusuf Kalla berniat melakukan penghianatan terselubung terhadap Presiden Jokowi, ditanggapi serius oleh banyak pihak.

Pasalnya, di tengah situasi kebangsaan yang sedang mengalami gejolak politik pasca beberapa peristiwa nasional akhir-akhir ini, pernyataan Adian Napitupullu tersebut dipandang sebagai bentuk provokasi yang bisa memperkeruh situasi dan memperlebar gejolak sosial.

"Tidak etis dan kelihatan kekanak-kanakan Adian menyampaikan pernyataan seperti itu, seharusnya sebagai politisi PDIP, Adian mesti menahan diri dari ujaran-ujaran yang bisa memantik reaksi dan semakin memperkeruh situasi. Apalagi, Presiden Jokowi telah menginstruksi semua elemen bangsa untuk tetap menjaga persatuaan dan kondusifitas nasional. Saya menilai, pernyataan Adian ini justru menampar wajah Presiden," kata Direktur Eksekutif Institute For Indonesian Integrity (Infit) Abdul Haji Talaohu dalam siaran persnya, Kamis (18/5).

Pria yang akrab disapa Ajis ini melanjutkan bahwa sikap Adian tersebut mencerminkan ketidakmampuan PDIP dalam mengelola kekuasaan dan pemerintah. Hal tersebut sangat disayangkan karena sebagai partai utama pendukung pemerintah, PDIP mestinya memastikan setiap kadernya untuk aktif menjaga harmonisasi jalannya roda pemerintahan.

"Harus diingat di Pilpres 2014, yang kita pilih itu presiden dan wakil presiden, Pak Jokowi dan Pak JK. Mereka terpilih berpasangan. PDIP tidak boleh membiarkan kader-kader seperti Adian ini yang coba membenturkan presiden dan wakil presiden. Dampaknya sangat fatal bagi PDIP, hal tersebut justru bisa meneguhkan persepsi publik bahwa PDIP adalah partai penguasa bermental oposisi," kata Ajis.

Ajis mengatakan di tengah situasi kebangsaan seperti ini, seharusnya semua elemen anak bangsa bersatu padu mengawal soliditas pemerintah dalam menuntaskan semua program Nawa Cita.

 "Sudahilah berpolemik, ayo kita bersinergi mengawal dan turut menyukseskan program Nawacita Jokowi-Jk. Banyak program pemerintah yang bagus seperti pembangunan infrastruktur, Tax Amnesti, swasembada pangan, penuntasan kasus-kasus hukum yang masih terbengkalai. Saya kira akan menjadi lebih baik jika kita menfokuskan energi dan perhatian pada hal-hal tersebut, ketimbang melempar tuduhan dan fitnah yang justru berdampak negatif dan tidak membawa manfaat bagi pemerintahan," kata Ajiz yang juga berprofesi sebagai advokat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement