REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Korban kebakaran Pasar Manonjaya, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya patut bernafas lega, Rencananya pasar darurat sudah bisa ditempati kembali pada Jumat (19/5). Sehingga para pedagang yang sempat berjualan di tenda-tenda seadanya di pinggir bisa berjualan dengan nyaman.
Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum mendatangi Pasar Manonjaya untuk memantau langsung kondisi pembangunan pasar sementara. Kesempatan itupun tidak disia-siakan oleh para pedagang pasar yang kemudian langsung menyampaikan keluhannya kepada orang nomor satu di Kabupaten Tasikmalaya tersebut. Ia menjanjikan pasar dapat kembali digunakan pada Jumat depan setelah pengerjaan konstruksi pasar sementara selesai.
“Sesuai perjanjian pasar darurat ini akan selesai pada tanggal 19 Mei nanti, kalaupun kemudian ditambah dan diubah bentuknya oleh pedagang sesuai kebutuhan silakan saja karena kami hanya menyediakan darurat saja seperti ini,” katanya, Rabu (17/5).
Untuk pembangunan pasar darurat semuanya berjumlah 378 buah kios dengan ukuran 2 x 2,5 meter. Lapak pasar darurat terbuat dari kayu dan beratapkan asbes. Bangunan pun bersifat sementara agar mudah untuk dibongkar kembali bila direlokasi ke lokasi baru yang lebih memadai. Untuk anggaran pembangunan pasar sementara mencapai dua miliar termasuk pembenahan, pengangkutan bekas kebakaran, dan lainnya.
Sebelumnya, Pasar Manonjaya mengalami kebakaran pada Selasa (14/3) silam yang mengakibatkan 617 pedagang kehilangan lapak dagangannya serta 378 kios rata dengan tanah. Kerugian pun ditaksir hingga miliaran rupiah. Pemkab Tasikmalaya membangun pasar darurat bagi pedagang untuk berjualan sementara di atas lokasi pasar yang terbakar sebelumnya sebagai upaya solusi.
Guna mempercepat pembangunan pasar darurat tersebut, sejumlah pedagang malah ikut membantu membenahi lapak miliknya masing-masing. Bahkan beberapa diantaranya melengkapi sendiri bangunan yang akan ditempati. Sebab lapak sementara pasar dibangun tanpa dinding, tanpa ruang penyimpanan, tanpa pintu atau kunci. Padahal sebagian dari para pedagang mengaku tidak memungkinkan kalau harus bolak balik mengangkut keluar masuk barang dagangannya setiap hari.
“Memang kami ingin segera berjualan di sisi lain, namun pasar darurat yang dibangun ternyata hanya lapak biasa dengan atap tanpa dinding dan pintu. Makanya kami akhirnya datang membenahi sendiri sesuai kebutuhan, sehingga barang bisa disimpan di dalam kios dengan aman. Kalau tempat tetap seperti semula, kios saya di mana yang terbakar maka di sana saya kembali menempatinya,” ujar salah seorang pedagang, Hendarman.