REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Pemerintah Kabupaten Bandung tengah menyiapkan 63 lumbung pangan yang akan digunakan saat menghadapi musim paceklik panen. Apalagi saat ini masyarakat akan dihadapkan pada musim kemarau. Keberadaannya akan berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan pangan masyarakat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Sofian Nataprawira mengungkapkan, keberadaan lumbung pangan di suatu desa sangat berperan penting saat menghadapi paceklik panen yang membuat ketersediaan pangan masyarakat.
"Lumbung pangan masyarakat memiliki dua fungsi yaitu fungsi sosial dan ekonomi," ujarnya di Kantor Pemkab Bandung, Rabu (17/5).
Menurutnya, lumbung pangan sebagai cadangan dapat dimanfaatkan pada saat kondisi darurat seperti bencana alam dan paceklik. Sementara fungsi ekonomi di mana ketika produksi berlimpah dapat disimpan di lumbung dan pada saat harga sudah normal dapat dijual.
Ia menambahkan, dalam mendukung pembangunan ketahanan pangan, pihaknya sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 3.014.798.782 pada anggaran 2017. Serta disiapkan penyediaan sawah abadi di tiap desa.
Lumbung pangan selain menjadi cadangan pangan desa, juga untuk menjaga stabilitas pasokan pangan. Upaya lain yaitu pembentukan Brigade proteksi tanaman Sabilulungan dan perbaikan saluran irigasi.
“Beberapa hal pendukung ketahanan pangan lainnya yaitu penyediaan cadangan pangan pemerintah daerah, pembentukan desa mandiri pangan, hingga gerakan pemasyarakatan KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) secara aktif,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pangan dan Perikanan (Pakan) Dadang Hermawan mengimbau masyarakat agar memperhatikan kewaspadaan pangan, diantaranya soal kesiapan selalu tanggap terhadap adanya kejadian kerawanan pangan pada daerah tertentu karena adanya bencana.
“Saya imbau masyarakat bisa mengoptimalkan kegiatan pembinaan kelembagaan ketahanan pangan desa dengan memberdayakan masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga di berbagai tingkatan,” katanya.