REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menyebut saat ini pihaknya memiliki stok daging kerbau beku sebanyak 37 ribu ton dan daging sapi beku sebanyak 300 ton. Kedua jenis daging tersebut merupakan komoditi impor yang didatangkan dari India.
"Stok itu kira-kira cukup sampai dua-tiga bulan," ujar Djarot, di Gudang Bulog Divre DKI Jakarta di kawasan Kelapa Gading, Rabu (17/5).
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menambahkan, dalam waktu dekat tambahan pasokan daging kerbau sebanyak 51.000 ton akan segera masuk ke Indonesia. Tambahan pasokan itu diharapkan dapat menstabilkan harga daging beku jelang dan selama puasa hingga lebaran 2017. Harga eceran maksimal untuk daging beku telah ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan seharga Rp 80.000 per kilogram.
"Daging tidak ada kekurangan. Berapapun kebutuhannya kita siapkan bersama dengan Bulog," ucap Mendag.
Kebutuhan daging nasional selama puasa dan hari raya diperkirakan mencapai 100.000 ton. Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya Sarman Simanjorang mengatakan, kenaikan konsumsi daging selama Ramadhan biasanya meningkat hingga 100 persen karena didorong oleh banyaknya kegiatan buka puasa bersama. Peningkatan konsumsi tersebut, menurut dia, didominasi oleh restoran dan usaha catering.
Sepekan jelang lebaran, peningkatan konsumsi daging meroket hingga 300 persen. Menurut Sarman, peningkatan yang fantastis itu disumbang oleh konsumsi rumah tangga dan industri pengolahan daging seperti pabrik kornet dan sosis. Mereka biasanya akan meningkatkan produksi untuk stok dua minggu selama libur Idul Fitri.