Selasa 16 May 2017 15:48 WIB

RS Dharmais Sebut Lebih Banyak Komputer Pribadi Terserang Ransomware

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Winda Destiana Putri
Serangan siber yang diakibatkan oleh ransomware.
Foto: bbc
Serangan siber yang diakibatkan oleh ransomware.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Humas Rumah Sakit Kanker Dharmais, Chaeruddin mengungkapkan dari 600 komputer di RS Kanker Dharmais, hanya 60 komputer yang positif terinfeksi ransomware. Sebagian besar yang terkena juga bukan komputer pelayanan, melainkan komputer pribadi di setiap ruangan staff atau pegawai.

"Kebanyakan yang kena personal komputer yang terhubung internet. Memang ada pelayanan yang kena, jadi dari 600 kurang 60, masih ada sisa 540. Artinya sebenarnya kami masih bisa jalan (pelayananannya), karena kami punya tiga backup server," ucapnya.

Ratusan pasien di Rumah Sakit Kanker Dharmais masih harus rela antre lebih lama lantaran adanya gangguan pada Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) yang terkena serangan siber "ransomware" yang menginfeksi komputer secara global.

Pantauan Republika,  spanduk bertuliskan pemberitahuan  rumah sakit diserang virus komputer masih terpasang di tempat pendaftaran dan pelayanan pasien. Para pasien juga masih harus terus bersabar karena pelayanan yang biasanya dibuka pukul 07.00 WIB, pada Selasa (16/5) dibuka pada pukul 10.00 WIB.

Serangan siber bersifat tersebar dan masif, serta menyerang critical resource atau sumber daya sangat penting, yang bisa dikategorikan teroris siber. Wanna Decryptor atau 'Wanna-Cry' menyasar institusi yang menyediakan pelayanan kesehatan. Tapi, belakangan, penyebaran malware merebak ke sejumlah perusahaan swasta.

Ransomware adalah jenis malicious software atau malware yang menyerang komputer korban dengan cara mengunci komputer korban atau mengenkripsi semua file yang ada sehingga tidak bisa diakses kembali. Wanna-Cry, sendiri merupakan jenis baru dari ransomware mengincar PC berbasis windows yang memiliki kelemahan terkait fungsi Server Message Block (SMB).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement