REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mendorong adanya perhatian pada ekonomi migrasi. Hal itu untuk mendoring peningkatan kualitas dan kompetensi SDM.
"Perlu pikirkan bagaimana ekonomi migrasi jadi perhatian," kata Menaker Muhammad Hanif Dhakiri di Jakarta, Senin (15/5). Menurutnya, isu migrasi jangan hanya dilihat dari sisi kegiatan fisik saja. Namun, pikirkan bagaimana ekonomi bisa memberi manfaat lebih besar pada buruh migran.
Hanif menuturkan, ekonomi migrasi tidak lepas dari kompetitif pekerja, baik di dalam maupun luar negeri. Sementara, ia mengatakan, 60 persen dari pekerja migran adalah lulusan SMP.
Hanif berujar, saat ini pemerintah tengah berupaya untuk menggenjot kompetensi untuk calon tenaga kerja. Peningkatan komptensi harus bisa membuat pekerja dapat bersaing, baik di dalam maupun luar negeri. "Basisnya keterampilan penguatan kompetensi," ujar Hanif.
Ia meyakini, apabila SDM memiliki keterampilan yang bagus, maka profesi akan bagus. Profesi bagus akan berdampak pada pendapatan yang tinggi. Sehingga, remitansi akan tinggi.
Hanif mencontohkan, negara seperti Filipina melihat migrasi dari sudut pandang kompetisi ekonomi. Hal itu akan membuat level pekerja itu memiliki penghasilan bagus.