Senin 15 May 2017 16:05 WIB

Sekda DKI: Mental Pedagang Tanah Abang Jualan di Jalan

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Esthi Maharani
Suasana terkini trotoar pinggir Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, ada segerombol Satpol PP di sebrang jalan namun tidak melakukan apa-apa, Jumat (12/5) pagi.
Foto: Republika/Rahma Sulistya
Suasana terkini trotoar pinggir Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, ada segerombol Satpol PP di sebrang jalan namun tidak melakukan apa-apa, Jumat (12/5) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bunyi klakson mobil dan motor terus berdengung di sepanjang jalan Jati Baru Raya sejak pagi hari.  Para pengendara saling berebut jalan dengan sopir angkutan umum (angkot) serta para pedagang kaki lima dan para porter ekspedisi yang mendorong dua hingga empat karung menggunakan troli.

Akibatnya, kemacetan mengular di sekitar kawasan Pasar Tanah Abang, kemacetan di Jalan KH Mas Mansyur sampai jalan layang Karet depan TPU Karet Bivak tak bisa dihindari. Kondisi seperti ini seperti akan terus berulang menjelang bulan suci Ramadhan.  

Wali Kota Jakarta Pusat, Mangara Pardede mengatakan, saat ini razia gabungan pedagang kaki lima dan parkir liar akan terus dilakukan di Pasar Tanah Abang. Menurut Manggara salah satu masalah terjadinya kesemerawutan  di Pasar Tanah Abang lantaran terbatasnya fasilitas. Antisipasinya,kata Mangara, harus ada revitalisasi Blok G Pasar Tanah Abang.

"Harus revitalisasi Blok G sama dibangun jembatan integrasi (antara Blok G dengan Stasiun Tanah Abang)," kata Mangara di Gedung Balai Kota, Jalan Medam Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (15/5).

Sementara itu, Sekertaris Daerah Pemprov DKI Jakarta, Saefullah mengatakan sudah mengingatkan Wali Kota Jakarta Pusat serta Satpol PP untuk terus melakukan penertiban dan penataan.

"Saya minta mereka petugas Satpol PP datang lebih dulu dari pedagang. Jangan sampai pedagang dulu sudah buka lapak baru diusirin, datang lebih pagi, sarapan dulu, tenaganya cukup baru jaga," tegasnya.

"Jangan sampai pedagang di jalan. Jangan sampai di trotoar kan itu hak pejalan kaki. Jalan itu milik pengguna jalan. Dagang pada tempatnya saja, jalan harus digunakan pengguna jalan. Harus stand by sehariannya sampai semuanya sadar," tambah Saefullah.

Menurutnya, sampai saat ini mental para pedagang di Pasar Tanah Abang adalah berjualan di Jalan Raya,  meskipun sudah diberikan fasilitas kios. "Kios sih kita tidak kurang, cuman mentalnya (pedagang) saja mau jualan di jalan, harusnya jangan jualan di jalan," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement