Ahad 14 May 2017 22:39 WIB

Melestarikan Kuliner Legendaris Surabaya: Rujak Uleg

Rep: Binti Sholikah/ Red: M.Iqbal
Sejumlah peserta mengenakan kostum yang unik menyelesaikan pembuatan rujak dalam Festival Rujak Uleg 2017 di Kembang Jepun, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (14/5).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Sejumlah peserta mengenakan kostum yang unik menyelesaikan pembuatan rujak dalam Festival Rujak Uleg 2017 di Kembang Jepun, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA - Ratusan warga Surabaya nguleg rujak bareng di acara Festival Rujak Uleg 2017 di Jalan Kembang Jepun, Ahad (15/4). Mereka mengenakan kostum unik berwarna-warni.

Acara nguleg bareng tersebut dihelat untuk memeriahkan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-724. Pagi itu, kawasan Jalan Kembang Jepun dipenuhi warga yang ingin mencicipi rujak uleg khas Surabaya. Festival Rujak Uleg merupakan agenda rutin tiap tahun yang kali ini digelar ke-15.

Masing-masing kelompok peserta meracik rujak di atas meja yang berjajar rapi di depan panggung. Aneka buah dan sayuran bahan-bahan rujak seperti bengkoang, mentimun, nanas, kangkung, kacang, kecambah, belimbing, lontong, tahu, tempe, cingur dan lainnya terlihat memenuhi setiap meja peserta.

Sekitar 300 kelompok berpartisipasi di acara tersebut. Mereka berasal dari kelurahan/kecamatan, organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemkot Surabaya, BUMD, perhotelan, dan sekolah. Mereka mengenakan aneka kostum seperti kebaya, kostum Rama Sinta, kostum superhero, dan sebagainya.

Salah satunya kelompok peserta dari SMP Negeri 3 Surabaya. Kelompok ini menamakan diri sebagai kelompok Rama Sinta sesuai kostum yang mereka kenakan. Seorang anggota kelompok Rama Sinta, Wiwik Hidayati, mengaku persiapan yang dilakukan kelompoknya untuk mengikuti Festival Rujak Uleg sekitar dua pekan.

Kelompoknya mengenakan kostum Rama Sinta karena ingin melestarikan budaya dan dianggap sarat dengan pendidikan karakter. Rujak racikan Wiwik dan tim ludes dalam 15 menit. "Sebelum acara dibuka, orang-orang kan sudah mengantri. Jadi rujaknya langsung habis. Ada mungkin 20 porsi yang kami sajikan," ucap guru mata pelajaran IPA tersebut kepada Republika di sela-sela acara.

Selain cobek yang diuleg masing-masing peserta, terdapat cobek ukuran jumbo yang diletakkan di depan panggung. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ikut menjajal nguleg rujak di cobek ukuran jumbo tersebut seusai membuka acara.

Dalam sambutannya, Risma mengatakan Festival Rujak Uleg untuk mengingatkan masyarakat Surabaya, terutama generasi muda, bahwa Surabaya memiliki kuliner legendaris yang tidak boleh dilupakan yakni rujak uleg. "Festival ini untuk mengenang dan menjaga budaya kita. Salah satunya rujak uleg. Mungkin anak-anak kita tidak tahu. Kita bangkitkan lagi bahwa kita punya kekayaan luar biasa di bidang kuliner, yakni rujak uleg," kata Risma.

Risma juga mengajak warga Surabaya agar perayaan HJKS ke-724 menjadi momentum untuk mempererat kebersamaan antar warga. Risma menilai usia Kota Surabaya sudah sangat matang. Karenanya, ia meminta kepada masyarakat agar tidak mengungkit-ungkit perbedaan yang memicu perpecahan. Melainkan harus bersama menjaga situasi kota, serta terus bekerja keras dan belajar demi masa depan yang lebih baik.

"Sebagai anak cucu pejuang, mari teladani para pejuang meski berbeda tapi satu. Kita bisa menjaga kebersamaan dan persatuan. Mari menjadikan Surabaya sebagai contoh tidak ada pertentangan dan permusuhan," ucap Risma.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement