REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar IT, Nonot Harsono mengatakan, ransomware adalah sejenis software atau aplikasi virus yang bisa mengunci server dari pihak tertentu dengan niat hanya main-main atau berujung pada tindak kejahatan. Virus tersebut tidak hanya mengancam sistem komputer Rumah Sakit, namun semua sistem yang diincar pembuat virus, seperti sistem kantor, bank, atau sistem lainnya.
"Ransomware ini masuk pada kategori virus yang menyebabkan server atau sistem komputer tidak berfungsi karena dikendalikan oleh sistem tersebut," kata Nonot saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (13/5).
Nonot mengatakan, ransomware disebar lewat jaringan internet pada sistem komputer. Lalu akan muncul perintah-perintah untuk menginstall dengan sendirinya. Menurut dia, setelah virus terinstall otomatis, maka sistem komputer akan langsung bermasalah.
Dia menuturkan, ransomware dibuat untuk tujuan apa saja. Bisa mengcopy, bisa mengirim atau mencuri data. Si pemilik sistem tidak akan mengetahui datanya tercuri.
"Kalau yang dicuri mobil, Handphone kan ketahuan kalau dicuri barangnya tidak ada. Nah kalau data? maksud data tercuri kan bukan jadi hilang, bisa jadi dicopy atau ya begitu," kata Nonot yang juga pernah menjabat sebagai mantan Ketua Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) periode 2009-2015.
Menurut dia, upaya pencegahan bisa dilakukan dengan memakai antivirus yang berkualitas, meningkatakan jaringan keamanan, dan jangan malas memeriksa virus. Namun, dia menyayangkan tingginya harga antivirus dengan kualitas baik yang ada saat ini, yang menjadi salah satu faktor sedikitnya pemakai antivirus tersebut.
"Pembuat virus itu pinter, celah ini ditutup, coba celah lain untuk diretas. Akan terus kejar-kejaran begini, sehingga keamanan sistem kitanya yang musti diperkuat dengan antivirus," kata dia.