Jumat 12 May 2017 14:08 WIB

Pedagang Tanah Abang dan Satpol PP Kembali 'Main Kucing-kucingan'

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Bayu Hermawan
Penertiban pedangan kaki lima Pasar Tanah Abang (ilustrasi)
Penertiban pedangan kaki lima Pasar Tanah Abang (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas satuan polisi pamong praja (Satpol PP) dan pedagang kaki lima di Pasar Tanah Abang kembali 'main kucing-kucingan'. Hal tersebut karena pedagang tidak menghiraukan larangan agar tidak berdagang di trotoar.

Pantauan Republika.co.id, Satpol PP kembali mengejar beberapa pedagang yang mencoba kabur saat ditertibkan, kejadian tersebut berlangsung sekitar pukul 11.30 WIB dan matahari sedang terik.

"Woy... berhenti itu," teriak salah seorang Satpol PP kepada seorang pedagang tas yang mencoba kabur sambil membawa barang dagangannya.

Akhirnya pedagang berhasil ditangkap saat ia hendak menyebrang. Petugas Satpol langsung bertindak tegas dan membawa pedagang serta dagangannya naik ke mobil patroli. Sementara sambil memelas, pedagang tersebut memohon pada Satpol PP agar diberi kebebasan.

Kepala Satuan Tugas Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Tanah Abang, Aries Cahyadi mengatakan, Satpol PP tidak sembarang waktu langsung menertibkan para pedagang.

"Kami sudah peringatkan hingga tiga kali, baru apabila tetap masih berdagang, terpaksa kami tertibkan. Karena wilayah ini kan memang tidak diperbolehkan menjadi tempat berdagang," ujarnya, Jumat (12/5) siang.

Salah seorang yang sudah berdagang empat tahun di Pasar Tanah Abang, Abdul, mengaku tidak kapok jika barang dagangannya selalu ditertibkan oleh Satpol PP. Barang dagangannya didapatkan dari seseorang yang memberikan untuk dijualkan, tepat di depan pintu keluar Stasiun Tanah Abang.

"Iya kalau di tempat lain tidak laku. Saya sudah biasa seperti ini, kalau diambil ya tinggal ambil lagi disana (sambil menunjuk satu titik), ya paling yang rugi grosirnya. Mau bagaimana lagi? Saya cari uang dimana lagi selain disini? Saya sudah tua," ujarnya dengan keringat bercucur dari seluruh wajah dan rambut putihnya.

Dia berjualan persis di samping mobil Satpol PP, dan sudah siap jika nantinya Satpol PP mengambil barang-barangnya. "Saya ikhlas," ucapnya sambil terus mendagangkan jalannya.

Sama juga dengan pedagang lainnya, pedagang yang sudah berjualan sejak 15 tahun silam, Helin, mengungkapkan sudah sering meja jualannya diangkut.

"Mereka angkat mejanya aja palingan, kalau kuenya kan enggak boleh pamali," ujar Helin saat ditemui, sambil menjajakan dagangan kuenya.

Ia mengatakan akan menutup dagangannya setelah shalat Jumat, karena Satpol PP diinfokan akan kembali menertibkan. Kemudian salah seorang penjual kerudung, Oktaviana, mengatakan sudah rela jika barang-barangnya harus diambil Satpol PP.

Menurutnya, berjualan di trotoar lebih cepat laku, daripada di lapak Blok G yang sudah disediakan pemprov. Lebih baik kejar-kejaran dengan Satpol PP, daripada barang dagangannya tidak laku.

"Lagian kalau di sini, kita happy. Kita sudah rukun semuanya, kadang kalau ada yang lapar, barang dagangan tidak laku, boleh saja tinggal ambil makanan atau minuman. Sebagai ladang sedekah juga," ujarnya.

"Mungkin karena barang sudah terbiasa diangkut Satpol PP, jadi kami biasa saling memberikan makanan atau minuman. Daripada dibawa mereka, mending diberikan ke yang lapar," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement