Rabu 10 May 2017 17:14 WIB

Kebijakan Bebas Bebas Visa 169 Negara Dievaluasi

Australia masuk dalam daftar negara penerima fasilitas bebas visa terbaru yang dikeluarkan pemerintah Indonesia.
Foto: abc
Australia masuk dalam daftar negara penerima fasilitas bebas visa terbaru yang dikeluarkan pemerintah Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI MY Esti Wijayati mengatakan kebijakan pemerintah mengenai bebas visa bagi sebanyak 169 negara dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan mancanagera ke Tanah Air perlu dievaluasi.

"Saya kira dengan kebijakan bebas visa untuk 169 negara kita harapannya tetap ada evaluasi yang kira-kira tidak potensial lebih baik dicoret," katanya disela kegiatan Sapta Pesona di Pantai Depok, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Rabu (10/5).

Menurut dia, jika masih ada negara yang diberlakukan bebas visa ke Indonesia dikhawatirkan akan memberikan dampak yang negatif atau kurang bagus bagi perkembangan pembangunan sektor pariwisata di negara ini. "Kita akan koreksi kembali apakah memang tetap harus dilakukan bebas visa 169 negara ini atau hanya diberikan ke negara-negara yang ketika sudah dua tahun kita buka memberikan kontribusi dari kunjungan wisman yang cukup besar," katanya.

Sementara itu, dia mengatakan, kunjungan wisman ke Tanah Air dari tahun ke tahun ditargetkan terus meningkat. Pada 2019 mencapai sekitar 25 juta orang, sedangkan pergerakan wisatawan dalam negeri mencapai 275 juta orang.

Untuk mewujudkan target kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun dalam negeri, kata dia, perlu mewujudkan destinasi wisata yang bersih sampah. Salah satu upayanya melalui gerakan Sapta Pesona dengan bersih-bersih kawasan wisata ini.

"Dan untuk Pantai Depok saya katakan kebersihan sudah cukup untuk permukaannya, tetapi para pelaku pariwisata di sini harus diberikan peningkatan kapasitas SDM-nya tentang bagaimana mengatur soal kebersihan tempat," katanya.

Ia mengatakan, sebab wisatawan atau orang ketika pertama datang ke sebuah destinasi wisata yang dilihat adalah kondisi kebersihannya, sehingga kalau di awal sudah disuguhi pemandangan yang kotor, wisatawan bisa urungkan niat untuk berkunjung. "Saya tadi sempat masuk WC umum, kondisinya belum bersih, seharusnya di saat sepi begini dimanfaatkan untuk membersihkan. Walaupun sebenarnya bangunan sudah bagus, tetapi dari sisi perawatan yang kurang," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement