Selasa 09 May 2017 23:18 WIB

Kasus Kebakaran di Kota Bandung Meningkat

Rep: Arie Lukhardianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
ilustrasi Kebakaran
Foto: Republika / Darmawan
ilustrasi Kebakaran

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jumlah kasus kebakaran di Kota Bandung disebut meningkat. Menurut Kepala Bidang Kesiap Siagaan Operasi Pemadaman dan penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kurnia Saputra, pada April 2016 kejadian kebakaran hanya 9 kasus. Namun, tahun ini, pada bulan April saja sudah terjadi 13 kebakaran.

"Sepanjang 2016 lalu total kasus kebakaran yang terjadi di Bandung ada 107 kasus. Tahun ini, di pertengahan tahun saja sudah 63 kasus," ujar Kurnia kepada wartawan saat Bandung Menjawab, Selasa (9/5).

Menurut Kurnia, dari semua kasus sekitar 40 persennya api sudah padam karena masyarakatnya berupaya mematikan api dengan alat seadanya. Namun, walaupun api sudah padam, dinasnya tetap datang ke lokasi untuk memastikan agar panas udara di sekitar kebakaran tak akan memicu kebakaran lagi.

"Banyak masyarakat yang tak tahu, walaupun api sudah padam tapi sisanya masih panas itu bisa memicu kembali api," katanya.

Berdasarakan analisanya, kata dia, kebakaran di Kota Bandung disebabkan oleh beberapa faktor. Di antarnya, faktor kelalaian human error dan masalah teknis. "Antara human error dan teknis ini saling terkait. Tapi, 80 persen kasus terjadi karena konsleting listrik," katanya.

Pada umumnya, kata dia, rumah yang ada di Kota Bandung, instalasi listriknya lebih dari 10 tahun tak ada perbaikan. Sehingga, kebakaran pun hampir 80 persen terjadi di rumah padat penduduk dan semi permanen. "Kami sudah menginformasikan masalah instalasi listrik ini ke PLN. Karena kan tataran teknis wilayah PLN. Jadi, masyarakat harus berhati-hati dan mengecek sumber kelistrikan," katanya.

Dikatakan Kurnia, untuk menekan kasus kebakaran di Kota Bandung, dinasnya terus menerus memberikan penyuluhan. Agar, semua masyarakat selalu siap sejak awal kalau terjadi kebakaran. Sehingga, kebakaran tak akan merembet.

Dinasnya pun, kata dia, sudah membentuk satuan relawan kebakaran yang tersebar di seluruh kecamatan Kota Bandung. Relawan ini, jumlahnya mencapai 25 ribu orang yang terus melakukan penyuluhan ke berbagai kalangan.

Selain itu, kata dia, untuk menanggulangi kasus kebakaran dengan cepat, tahun ini Pemkot Bandung sudah membentuk tiga UPT (unit pelaksana teknis). Yakni, ada di selatan, utara dan barat. Di Kantor UPT ini, dibangun gedung sendiri sehingga kalau ada kasus kebakaran akan cepat tertangani.

"Kami juga menyiagakan layanan call center 113, 24 jam standby. Kalau ada kebakaran, ada 8 telepon bersamaan semuanya bisa diterima tanpa harus menunggu," kata Kurnia seraya mengatakan, response time setiap kejadian adalah 15 menit dalam waktu 7 kilometer.

Menjelang bulan ramadhan, Kurnia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Karena, biasanya kasus kebakaran akan meningkat selama ramadhan dengan banyaknya aktivitas masyarakat yang memasak di malam hari untuk makan sahur. "Hati-hati selama bulan puasa. Selalu kasus kebakaran ada peningkatan. Misalnya, di bulan ramadhan Juli tahun lalu biasanya 7 jadi 20 kasus kebakaran," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement