Selasa 09 May 2017 18:50 WIB

Perpustakaan Kota Malang Dinilai Belum Representatif

Rep: Christyaningsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Mencari buku di perpustakaan (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Mencari buku di perpustakaan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Perpustakaan kota di Kota Malang dinilai belum representatif. Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Djoko Juwono, mengatakan masih banyak fasilitas perpustakaan yang harus dibenahi dan ditambah termasuk koleksi buku dan fasilitas bagi difabel.

Saat ditemui pada Selasa (9/5), Djoko mengatakan dalam mewujudkan perpustakaan yang representatif pihaknya masih terbentur keterbatasan dana. "Alokasi dana setahun Rp 4 miliar sedangkan untuk membeli buku hanya Rp 90 juta," ungkapnya.

Saat ini perpustakaan Kota Malang memiliki 180 ribu koleksi buku. Menurut Djoko perpustakaan masih memerlukan tambahan buku-buku berharga mahal yang biasa digunakan sebagai referensi mahasiswa.

Mengingat Kota Malang menjadi kota destinasi belajar di Jawa Timur, sudah selayaknya koleksi buku referensi diperkaya. Namun, alokasi Rp 90 juta masih belum mencukupi karena mayoritas digunakan untuk berlangganan majalah dan koran.

Fasilitas bagi kaum difabel di perpustakaan Kota Malang juga disebut masih perlu ditingkatkan. Meski sejak 2015 perpustakaan ini dilengkapi dengan Layanan Pojok Braille, namun akses menuju ruang baca masih kerap dikeluhkan.

"Perpustakaan tidak dilengkapi lift sehingga penyandang difabel perlu digendong untuk menuju ruang baca di lantai dua," imbuh Djoko.

Ia menerangkan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah telah mengajukan tambahan anggaran ke Pemkot Malang untuk mewujudkan perpustakaan yang lebih representatif. Apalagi, jumlah kunjungan ke perpustakaan tergolong ramai antara 600-1.000 pengunjung per hari. "Targetnya tahun depan sudah bisa dibenahi," kata Djoko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement