REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Para nelayan di selatan Kabupaten Sukabumi masih kesulitan untuk mencari ikan. Pasalnya, musim ikan yang biasanya sudah berlangsung pada Mei ini belum juga berlangsung.
"Dari pantauan di sejumlah Tempat Pelelangan Ikan (TPI) menunjukkan hasil tangkapan ikan masih minim," ujar Kepala Seksi Pengelolaan TPI Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sukabumi Andi kepada Republika Senin (8/5). Kondisi ini terang dia terjadi di enam TPI di selatan Sukabumi yakni Cisolok, Cibangban, Ujunggenteng, Palabuhanratu, Ciwaru, dan Minajaya.
Padahal lanjut Andi, pada pada kurun waktu yang sama tahun sebelumnya hasil tangkapan ikan mulai banyak. Namun kata dia, pada tahun ini hasil tangkapan ikan nelayan masih dalam keadaan paceklik. Intinya kata dia pada tahun sekarang kondisi cuaca khususnya musim ikan tidak bisa diprediksi.
Dampaknya ujar Andi, sebagian nelayan terutama tradisional tidak melaut. Sementara nelayan dengan kapal besar tutur dia masih melaut meskipun hasil yang diperoleh kurang maksimal.
Jika dipaksakan untuk melaut ungkap Andi, maka para nelayan tidak akan mendapatkan ikan. Sementara di sisi lain lanjut biaya operasional nelayan untuk sekali melaut cukup besar.
Di sisi lain sambung Andi, faktor cuaca buruk seperti ombak tinggi cukup berpengaruh pada aktivitas nelayan dalam mencari ikan. "Namun, jika ikan di tengah laut ada maka para nelayan akan tetap turun," cetus dia.
Selama ini ujar Andi, hasil tangkapan ikan nelayan Sukabumi kebanyakan jenis layur, cakalang, dan tuna. Menjelang bulan puasa ini kata dia para nelayan berharap masa paceklik ikan bisa segera berakhir.
Lebih lanjut Andi menuturkan, di musim paceklik ikan ini ada sebagian nelayan di selatan Sukabumi yang menangkap lobster bertelur atau benur. Dalam ketentuan yang belaku saat ini terang dia penangkapan tersebut dilarang yang mengacu pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penangkapan Lobster, Kepiting, dan Rajungan yang dikeluarkan pada 7 Januari 2015.
Kepala DKP Kabupaten Sukabumi Dadang Budiman mengatakan, pemkab berharap hasil tangkapan ikan terutama yang menjadi ciri khas Sukabumi seperti layur bisa meningkat. Namun diakui dia hingga kini para nelayan masih kesulitan mencari ikan.
Pada kondisi normal terang dia, tingkat produksi layur rata-rata mencapai 13 ribu ton per tahunnya. Namun, sejak Februari 2016 lalu hasil tangkapan layur di selatan Sukabumi berkurang dibandingkan sebelumnya. Dampaknya terang dia, sebagian nelayan Sukabumi banyak yang mencari ikan ke daerah lain atau andon ke sejumlah daerah. Di antaranya ke Pacitan Jawa Timur dan Cilacap Jawa Tengah.