Senin 08 May 2017 10:05 WIB

MUI: HTI Bisa Ambil Hikmah dari Desakan Pembubaran

Rep: Muhyiddin/ Red: Nur Aini
Massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), ilustrasi
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Hubungan Luar Negeri, KH Muhyiddin Junaidi mendoakan agar masyarakat Indonesia yang bergabung dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mendapatkan hikmah dengan adanya gerakan masyarakat yang mendesak agar organisasi tersebut dibubarkan.

"Ya mudah-mudahan kawan-kawan di HTI bisa mengambil hikmah dari gerakan-gerakan berkembang di beberapa akhir ini di wilayah Indonesia," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, belum lama ini.

Ia mengatakan bahwa sejak berdiri, Indonesia telah menetapkan Pancasila sebagai ideologi dan berdasarkan pada UUD 1945. Sementara, HTI mempunyai platform yang jelas yaitu khilafah internasional.

Menurut dia, jika ada kelompok tertentu yang menginginkan Indonesia menjadi negara dengan sistem khilafah tersebut, seharusnya dilakukan saja secara konstitusional dengan cara ikut dalam Pemilu di Indonesia.

"Bikin partai. Karena kebetulan Hizbut Tahrir, buat saja Partai Pembebasan Indonesia. Dan itu nanti buktikan dalam Pemilu. Ada wakil-wakilnya di mana. Di DPR, berjuanglah di DPR gitu," ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa cara-cara konstitusional seperti itu justru elegan dan demokratis. Namun, menurut dia, masalahnya adalah HTI selama ini justru menolak sistem demokrasi itu sendiri. Mereka menganggap bahwa demokrasi adalah sistem kafir.

"Betul demokrasi bukan produk Islam, tapi Islam dan demokrasi banyak hal sejalan. Tidak semuaanya sama," katanya. "Kalau mereka menganggap belum saatnya menggunakan hak pilih karena sistem kafir, maka mereka yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya dirugikan dan itu tidak bagus," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement