REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan tahun ini pemerintah tak lagi mengimpor komoditas jagung. Ini disampaikannya saat membuka Pekan Nasional Petani Nelayan ke-15 2017 di Stadion Harapan Bangsa, Gampong Lhong Raya, Banda Aceh, Provinsi Aceh, Sabtu (6/5).
Pada akhir 2016, impor jagung berkurang dan menjadi sekitar 900 ribu ton dari 3,6 juta ton sebelumnya. Jokowi pun optimistis, tahun ini keran impor jagung akan ditutup lantaran komoditas jagung dapat dipenuhi oleh para petani.
“Ini kerja keras petani, petani jagung dan harganya sudah naik. Dan kita harapkan tahun ini sudah tidak ada lagi impor lagi yang namanya jagung karena tinggal 900 ribu ton. Kalau dalam dua tahun yang 3,6 juta ton hanya jadi 900 ribu ton. Tahun ini Insya Allah kita sudah tidak impor lagi karena sudah bisa dipenuhi oleh petani-petani kita dari dalam negeri,” ucap Jokowi, berdasarkan siaran resmi Istana.
Saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Magetan, Jawa Timur dan Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat beberapa waktu lalu, Jokowi mendengarkan keluhan para petani.
Jokowi menceritakan, saat itu petani marah dan berkeluh kesah kepadanya mengenai rendahnya harga jagung yang saat itu berada di kisaran Rp1.500-1.700 per kg.
“Pak, kita rugi besar karena harganya jatuh. Kenapa jatuh? Karena impornya besar, Pak,” ucap Presiden menirukan keluhan petani.
Saat itu impor jagung tercatat sebanyak 3,6 juta ton. Mengetahui adanya impor sebanyak itu, Jokowi pun memerintahkan Menteri Pertanian untuk tidak lagi mengimpor jagung dalam waktu lima tahun. Dua tahun setelah itu, pemerintah menerbikan Instruksi Presiden untuk harga jagung.
“Harga yang kita tetapkan saat itu Rp 2.700 per kg. Betul Pak Menteri?” tanyanya.
Dalam kesempatan ini, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana didampingi oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Gubernur Aceh Zaini Abdullah.