Jumat 05 May 2017 21:29 WIB

RSUP Dr Sardjito Bisa Lakukan Radiologi Intervensi

Rep: Neni Ridarineni/ Red: M.Iqbal
RSUP Dr Sardjito
RSUP Dr Sardjito

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- RSUP Dr Sardjito dalam beberapa tahun ini sudah bisa melakukan pengobatan dengan radiologi intervensi. Salah satu bentuknya adalah DSA (Digital Subtraction Angiography).

Hal itu disampaikan Ketua Panitia Pertemuan Ilmiah Tahunan XII Persatuan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia (PDSRI) Bagaswoto P di Hotel Royal Ambarukmo, Yogyakarta, Jum’at (5/5). PIT XII mengangkat tema 'Radiology in The Future We Know, See and Treat'.

Bagaswoto menjelaskan radiologi intervensi adalah tindakan radiologi yang dibantu antara lain dengan X-Ray dan CT Scan untuk pengobatan sehingga bisa diarahkan dengan kateter ke tempat yang dituju misalnya tumor.  Dengan begitu, arah kateter lebih tepat, terarah dan paling tidak terkontrol.

"Dengan teknologi radiologi intervensi yang maju bisa melakukan pengobatan dengan minimal invasive. Jaringan yang sehat sekitarnya diharapkan tidak kena karena makin lama makin maju makin ke arah organ target/sel target yang diharapkan," kata Bagaswoto.

DSA yang merupakan salah satu varian dari radiologi intervensi juga sudah bisa dilakukan di RSUP Dr Sardjito.  Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Spesialis Radiologi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto Terawan A. Putranto yang dikenal dengan temuannya yang sudah dipatenkan. yakni Digital Substraction Angiografi modified Terawan.

"Kalau dokter Terawan pasiennya sudah banyak, ribuan orang dan lebih banyak pasien stroke baik yang kasus baru maupun lama. Cara kerjanya untuk stroke dilakukan katerisasi sampai pembuluh yang menuju otak, kemudian disemproti obat. Dengan demikian pembuluh darah menjadi bersih dan sirkulasi darah di otak jadi lancar. Sehingga regenerasi dari stroke itu menjadi lebih cepat," ujar Bagaswoto.

Sedangkan di RSUP Dr Sardjito sudah lebih dari 25 orang yang diobati dengan metode itu sejak tahun 2010-an. Di RSUP Dr Sardjito baru sedikit yang dilakukan pengobatan dengan DSA disamping SDM-nya terbatas, waktu juga jadi kendala. "Hanya hari Jumat karena bergantian alatnya untuk pasien jantung dewasa maupun anak," ungkap Bagaswoto.

Menurut dia, DSA tidak hanya untuk pengobatan tumor dan stroke saja, melainkan untuk pengobatan di seluruh tubuh, yakni hampir semua kanker dan kelainan pembuluh darah karena diabetes mellitus, kanker ganas. "Kalau  dengan teknis hanya infus saja dengan system kaki untuk kanker payudara dan kolon. Kanker hati dan pembuluh darah bocor dengan disumbat," jelasnya.

Sementara itu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wakil Gubernur DIY Paku Alam X mengatakan pertemuan dengan tema 'Radiology in The Future We Know, See and Treat' sangat tepat saat ini.  Sehingga dengan radiologi di masa depan penyakit bisa terdeteksi pada tahap awal. Pada akhirnya ini akan meningkatkan pula keberhasilan pengobatan yang dilakukan.

"Pertemuan ilmiah ini sekiranya sangat penting dan strategis dalamrangka memberikan solusi bagi masalah-masalah kesehatan yang membutuhkan radiologi, untuk menambah keakuratan dalam membaca hasil diagnosa, bersama-sama dengan teknik dan temuan diagnostic lainnya yang akan menjadi dasar tindakan perawatan pasien," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement