REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peserta Aksi Simpatik 55 sudah mulai berdatangan dari berbagai daerah. Massa aksi sudah tiba di Masjid Istiqlal, Jakarta, dari Kamis (4/5) malam dan beristirahat sebelum mengikuti aksi untuk menuntut keadilang putusan kasus dugaan penistaan agama.
Bayumi (27 tahun), datang dari Palembang untuk mengikuti aksi yang diprakarsai Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) tersebut. Ia datang bersama satu orang rekannya naik pesawat dan tiba di Masjid Istiqlal saat waktu Maghrib tiba.
"Saya dapat cuti, jadi saya datang untuk ikut menuntut keadilan," katanya kepada Republika, Jumat (5/5) dini hari.
Dia mengaku tak ada alasan lain yang mendorongnya untuk ikut serta dalam Aksi 55 selain menuntut keadilan. Bayumi merasa keyakinannya telah dinistakan. Ia menuntut majelis hakim memberi rasa keadilan kepada masyarakat dalam putusannya terkait kasus dugaan penistaan agama. Kesempatan cuti dari pekerjaan ia manfaatkan untuk mengikuti Aksi 55 ini.
"Saya yang masih muda malu sama yang tua-tua kalau tidak ikut membela agama," ujar dia.
Aksi 55 yang diprakarsai Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) ini bertujuan menuntut keadilan terkait kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta Ahom. Aksi dilakukan menjelang putusan majelis hakim pada Selasa, 9 Mei mendatang.