REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mabes Polri kebanjiran karangan bunga hingga mencapai 1.100 lebih. Diduga, ribuan karangan bunga yang mengelilingi Polri itu datang secara bersamaan lantaran bermula dari broadcast Whatsapp berisi perintah dukungan bagi Polri.
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan mengetahui adanya broadcast WA tersebut. Hanya saja menurut Setyo, broadcast tersebut bisa saja tidak diindahkan oleh siapapun.
Maksudnya kata dia, bagi masyarakat yang tidak ingin memberikan apresiasi pada polri tidak akan menyambut broadcast itu. Namun buktinya kata dia, ternyata semangat nasionalisme masyarakat belum luntur.
"Bisa saja orang mengatakan apa, menyuruh orang tidak mau bisa juga orang tidak mengirim. Tapi, faktanya masyarakat masih mempunyai nasionalisme, masih menginginkan NKRI. Suatu bentuk menyuarakan dengan mengirim bunga," kata Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (3/5).
Bunga tersebut menurut Setyo sebagai bentuk wujud kepedulian masyarakat dalam mendukung Polri. Semua itu, kata dia, tertuang dalam tulisan-tulisan mereka yang rata-rata memberikan semangat bagi polri dalam menjaga NKRI.
"Kami menganggap tulisan ini sebagai penyemangat seperti semangat melawan radikalisme," ujarnya.
Sebuah ungkapan dalam karangan bunga, menurut Setyo, merupakan salah satu dari suara rakyat itu sendiri. Bahkan setelah menerima sekitar 1.101 karangan bunga diperkirakan masih banyak lagi yang berdatangan. "Sudah 1.101 (karangan bunga), kami lihat banyak lagi yang datang," katanya.
Setyo mengingatkan agar masyarakat yang hendak mengirim bunga untuk menggunakan mobil pikap. Karena jika menggunakan kendaraan sepeda motor, dikhawatirkan menggangu pengguna jalan.
"Saya mengingatkan ke masyarakat yang kirim kami harapkan kirimkanlah menggunakan monbil pikap jangan pakai motor karena menggangu pengguna jalan yang lain," kata dia.