Selasa 02 May 2017 18:03 WIB

RI dan Denmark Kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Rep: Frederikus Bata/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pembangkit listrik tenaga angin. Ilustrasi
Foto: dw-world.de
Pembangkit listrik tenaga angin. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dan Denmark siap bekerjasama dalam sektor pemanfaatan air, angin, dan limbah untuk energi listrik.  Menteri Kerja sama Pembangunan Denmark Ulla Tamas mengatakan Indonesia merupakan mitra prioritas pihaknya.

Ia berharap kedua negara bisa bertukar pikiran mencari solusi mutakhir untuk tantangan energi ke depan.  "Saya yakin Indonesia dan Denmark dapat memperoleh manfaat luar biasa dari kerjasama dalam kemitraan publik swasta,  contohnya dalam bidang energi, kehutanan, air, dan limbah,"  ujar Ulla, di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,  di Jakarta,  Selasa (2/5).

Petinggi Denmark tersebut bersama Menteri ESDM,  Ignasius Jonan meluncurkan peta angin dan studi energi yang menunjukkan potensi energi angin di Indonesia.  Denmark, jelas dia,  mendukung target pemerintah mencapai 23 persen energi baru terbarukan dari total energi nasional pada 2025.

Jonan mengatakan pihak Denmark bisa memilih area untuk investasi pembangkit listrik tenaga angin.  "Kita punya sekitar 500 kota dan kabupaten di Indonesia, tapi tidak semua butuh pembangkit listrik tenaga bayu atau angin.  Jadi Denmark bisa memilih yang sesuai,"  ujar mantan Menteri Perhubungan itu.

Direktur Jenderal Ebtke,  Rida Mulyana menjelaskan ada 16 titik berpotensi pengembangan pembangkit listrik tenaga angin. Denmark,  kata dia,  memilih 10 lokasi yang paling potensial.  

Rida menerangkan ada tiga lokasi yang sudah berjalan.  Daerah tersebut antara lain di Tolo-Sulawesi Selatan.  Jeneponto-Sulawesi Selatan, Sidenreng Rappang (Sulsel).  "Total kapasitasnya 70 Megawatt dan 75 Megawatt (Sidrap),"  ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement