REPUBLIKA.CO.ID, MARGAHAYU -- DPP Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) mengklarifikasi seputar dukungan DPC di Jawa Barat yang mendukung Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi di pilkada Jawa Barat 2018 mendatang. Dimana, partai saat ini secara resmi belum memutuskan siapa calon gubernur yang akan diusung. Apalagi, DPD sendiri belum mengajukan nama-nama yang akan dicalonkan ke pusat.
Wakil Sekjend DPP Hanura, Dadang Rusdiana yang hadir saat rapat koordinasi partai di Bandung mengaku terjadi kesalahan komunikasi terkait dukungan DPC kepada Dedi Mulyadi. Sebab, saat itu, tidak hanya Dedi Mulyadi yang hadir memberikan sambutan namun Ridwan Kamil dan Dedi Mizwar pun menyampaikan sambutan yang sama.
"Waktu itu hadir Pak Dedi Mulyadi, Pak Ridwan Kamil dan Dedi Mizwar dan semua memberikan sambutan tapi kemudian ada miskomunikasi, tiba tiba dalam press release yang disampaikan ketua DPD Hanura yang hadir Pak Dedi Mulyadi sendiri sehingga dipersepsikan Hanura mendukung Dedi Mulyadi," ujarnya, Senin (1/5).
Padahal, menurutnya untuk mengusung calon, DPD hanya mengajukan bakal calon sebanyak dua orang kemudian yang memutuskan adalah DPP. Dimana, DPP melalui tim pemenangan pilkada akan memberikan pertimbangan dan menyelenggarakan survei untuk mengetahui elektabilitas calon dan figur yang akan diusung partai.
"Survei belum dilakukan karena DPD belum menyampaikan nama," ucapnya.
Katanya, saat ini di DPD sendiri sudah muncul beberapa nama bakal calon yang diajukan DPC untuk pilkada Jawa Barat seperti Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil dan muncul nama kader internal Aceng Fikri.
Sementara untuk wakil gubernur, rumor yang berkembang dirinya mengaku diusung 8 DPC. Namun begitu, Dadang mengaku tidak berniat maju menjadi calon wakil gubernur.
"Cita-cita saya 2022 jadi calon gubernur DKI," ucapnya berkelakar.
Meski begitu, jika ada perintah dari partai maka dirinya siap maju. Menurutnya, dukungan yang dilakukan DPC kepada Dedi Mulyadi tidak resmi karena masih sebatas penjaringan. Jika DPD sudah memberikan daftar ke pusat maka segera akan diputuskan.
Diperkirakan, nama calon yang akan diusung Hanura akan muncul pada Agustus mendatang saat tahapan pilkada Jawa Barat dimulai. Dirinya pun berharap agar penyelenggaraan pilkada Jawa Barat tidak sepanas pilkada DKI dan tidak menggunakan SARA. Sebab hal itu tidak tepat dan cerdas.
"Kita tidak menginginkan ada isu isu SARA dalam pilkada Jawa Barat," katanya lagi.