REPUBLIKA.CO.ID,PADANG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) mengimbau para orang tua di daerah itu untuk melengkapi imunisasi dasar pada anak agar terhindar dari berbagai penyakit.
Kepala Dinkes Padang, Feri Mulyani di Padang, Ahad (30/4), mengatakan untuk itu orangtua harus mempunyai kesadaran untuk membawa anaknya ke tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan posyandu.
"Semua bayi diberikan hak untuk mendapatkan imunisasi," ujarnya.
Ia menerangkan sebanyak 23 puskesmas yang berada di daerah itu selalu siap memberikan pelayanan kepada anak yang ingin mendapatkan imunisasi, sehingga tinggal kesadaran orangtua dalam membawa anaknya ke puskesmas itu.
Feri menjelaskan fungsi dari imunisasi dasar lengkap tersebut yaitu agar anak terhindar dari penyakit seperti campak, difteri, tetanus, polio, hepatitis maupun tuberkulosis.
Jenis imunisasi itu adalah BCG yang berfungsi untuk mencegah dari penyakit Tuberkulosis (TBC), Polio untuk terhindar dari penyakit polio yaitu jenis penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan.
Kemudian, DPT untuk melindungi dari difteri, tetanus dan pertusis, Hepatitis B menghindari penyakit yang mengakibatkan kerusakan pada hati, dan campak yang dapat mengakibatkan komplikasi radang paru, radang otak dan kebutaan.
Ia berharap setiap anak di daerah itu mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Terkait capaian imunisasi dasar lengkap Kota Padang pada 2016 mencapai 93.3 persen, hal tersebut jauh melampaui batas yang ditetapkan yakni sebesar 80 persen.
Hal itu, tambahnya tidak terlepas dari kesadaran masyarakat dalam membawa anaknya ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi lengkap, termasuk peran serta aktif pihak dinkes dalam menyosialisasikan pentingnya imunisasi.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan M Subuh mengatakan realisasi target program imunisasi tahun 2016 sudah terpenuhi, namun masih belum merata di seluruh wilayah Indonesia.
"Tren cakupan imunisasi lengkap secara nasional mengalami peningkatan, namun masih terdapat anak-anak yang sama sekali belum mendapatkan imunisasi. Selama beberapa tahun persentasenya fluktuatif," terangnya.
Sementara, Kepala Sub-Direktorat Imunisasi Direktorat Surveilans, Imunisasi dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan dr Prima Yosephine memaparkan alasan yang menyebabkan orang tua tidak melakukan imunisasi pada anaknya antara lain tidak menginginkan efek demam atau sakit pascaimunisasi, faktor budaya dan agama, serta ketidaktahuan terhadap kewajiban vaksin.