REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan pemuda ASEAN agar bijak dalam menggunakan media sosial. Termasuk di dalamnya menyebarkan pesan-pesan postif tentang toleransi dan perdamaian. “Saya memiliki harapan agar anak-anak muda ASEAN dapat menggunakan sosial media dengan bijak untuk sebarkan pesan-pesan yang positif, jadilah agen perubahan dan jadilah agen toleransi dan perdamaian," ujar Jokowi dalam pertemuan Pemimpian ASEAN dengan perwakilan pemuda pada KTT ASEAN ke-30 yang dilaksanakan di Ruang Pertemuan PICC, Sabtu (29/4).
Pada kesempatan itu, Presiden sempat mengajukan pertanyaan kepada perwakilan pemuda itu, "Berapa jam waktu yang Anda gunakan untuk ber-internet? Untuk bermedia sosial?" Presiden memperkirakan hampir semua waktu dari perwakilan pemuda digunakan untuk bermedia sosial.
"Tahukah Anda bahwa di Indonesia 44 juta posting di sosial media per jam, 73 juta pengguna internet, 72 juta akun media sosial," kata Presiden Jokowi. Sementara itu di seluruh dunia, pada 2016 terdapat 2,3 miliar pengguna media sosial.
Menurut Presiden Jokowi, sebetulnya hal itu merupakan satu kekuatan yang luar biasa, kekuatan yang memiliki pengaruh luar biasa. Secara pribadi ia menyampaikan rasa senangnya dapat berkumpul dengan dengan para wakil Pemuda ASEAN saat ini karena menjadikan dirinya merasa muda. "Bukan saja merasa muda, tapi memang saya masih muda," ucap Presiden.
Pada usia ASEAN ke-50, Jokowi mengatakan dirinya hadir dalam pertemuan tersebut sebagai Presiden.
"Ke depan, Anda atau generasi anda yang akan duduk disini menggantikan kami-kami ini sebagai pemimpin ASEAN," ucap Presiden.
Kepala Negara mengingatkan bahwa mereka yang hadir dalam pertemuan tersebut memiliki perbedaan.
"Walaupun secara fisik kita serupa, namun latar belakang budaya, etnisitas dan bahkan agama kita berbeda. Kesadaran akan perbedaan harus dimiliki oleh generasi muda ASEAN," kata Presiden. Lebih lanjut Presiden mengatakan bahwa anak-anak muda ASEAN harus menjadi agen persatuan, toleransi, dan harmoni.
Hal itu sangat penting di tengah perkembangan situasi dunia yang semakin tidak menentu saat ini. "Kalau dulu anak-anak akan banyak mendengarkan nasihat orang tua. Sekarang mereka juga mendengarkan nasihat media sosial, mungkin lebih banyak mendengarkan media sosial," ucap Presiden.