REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meresmikan penerapan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, hari ini, Kamis (27/7). Ia berharap tahun ajaran baru ke depan dapat segera dimulai reformasi sekolah. Hal ini untuk mendorong percepatan implementasi Program PPK.
Muhadjir mengapresiasi Banyumas sebagai kabupaten pendidikan karakter. Selain sekolah, dia melihat Banyumas sangat kondusif untuk pengembangan karakter.
Banyumas, menurut Muhadjir telah menerapkan PPK untuk 125 Sekolah Menengah Pertama (SMP) para 2016 lalu, dan akan menerapkan PPK untuk 810 Sekolah Dasar (SD) pada 2017.
Dalam sambutannya, Muhadjir menyatakan revolusi mental harus benar-benar dikondisikan di sekolah. Sesuai Nawacita, porsi pendidikan karakter harus lebih besar daripada pengetahuan.
"Sekolah harus direformasi baik manajemen, lingkungan, guru, kepala sekolah, komite sekolah, maupun lingkungan masyarakat," ujar Muhadjir, Kamis (27/7).
Mendikbud juga membuka pameran pendidikan dalam rangka Hari Pendidikan Nasional serta seminar yang diikuti 2510 guru dan kepala sekolah di auditorium Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Mendikbud menyempatkan singgah beberapa menit ke SMA Muhammadiyah satu Purwokerto untuk memberi motivasi kepada para siswa sebelum akhirnya kembali ke Jakarta.
"Bung Karno dulu menekankan dua hal, yakni nation building dan character building. Itu tidak akan bisa kita wijudkan kalau kita tidak sungguh-sungguh menerapkannya dalam pendidikan sejak dini," ujar Muhadjir di depan siswa SMA Muhammadiyah satu Purwokerto.
Muhadjir berharap, mulai tahun ajaran depan reformasi sekolah dapat terealisasi, antara lain kerja guru delapan jam di sekolah bukan hanya untuk mengajar atau tatap muka tetapi memperbanyak aktivitas murid di luar pelajaran.
Selain itu kepala sekolah juga akan diperankan sebagai manajer sekolah yang aktif memikurkan dan mengembangkan kualitas sekolah. Dia mengatatakan, Kemendikbud telah mengeluarkan Peraturan Menteri tentang komite sekolah yang didorong menjadi mitra sekolah untuk ikut berpartisipasi secara gotong royong dalam pendidikan.
"Lingkungan Banyumas ini sudah cukup bagus. Saya menantang agar guru dan kepala sekolah lebih kreatif lagi memanfaatkan potensi ini. Kurangi metode ceramah, ajak anak-anak ke sanggar, musium, pasar, bank, masjid, gereja, sawah dan lain-lain. Bimbing mereka menjadi pemimpin yang cerdas, toleran dan jujur, tanamkan jiwa wirausaha ulet dan kerja keras, menyukai seni dan budaya,serta berkepeinadian yang baik dan taat beribadah," jelas mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini.
Ia berharap guru semakin luwes dalam mendidik murid, dengan tidak bersikap kaku dengan jadwal yang menurut Muhadjir dapat dibuat fleksibel namun tujuan pendidikan tetap tercapai. Guru juga diharapkan dapat menjadi sosok yang menyenangkan dan contoh teladan yang nyata bagi murid, bukan hanya mendorong atau memotivasi murid.
"Guru juga diminta tidak gampang marah pada murid yang bandel, sebab seringkali kebandelan itu menjadi bagian dari manifestasi kecerdasan seseorang," katanya.
Peluncuran penerapan PPK juga ditandai pembacaan ikrar dan penandatangan baliho raksasa oleh Mendikbud, bupati dan kepala dinas pendidikan. Bupati Banyumas Ahmad Husein yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Purwadi Santoso menyatakan siap mendukung kebijakan Mendikbud.
Husein berharap di wilayahnya akan lahir tokoh-tokoh besar seperti Jenderal Sudirman yang asli Purwokerto itu. Purwadi juga menerangkan, 510 SD se-kabupaten Banyumas pendidikan karakter akan menekankan pada nilai kejujuran dan keuletan sesuai kekhasan Banyumasan.
"Karakter diterapkan pada keseharian siswa berbasis budaya kelas, budaya sekolah dan budaya masyarakat," kata Purwadi.