Kamis 27 Apr 2017 13:20 WIB

PKS-Gerindra Ingin Raih Sukses Bersama di Pilkada Serentak 2018

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) bersama Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman (kiri) dan Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) memberikan keterangan pers di Kediaman Prabowo, Jakarta beberapa waktu lalu.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) bersama Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman (kiri) dan Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) memberikan keterangan pers di Kediaman Prabowo, Jakarta beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemenangan Gerindra-PKS dalam Pilkada DKI Jakarta tampaknya menjadi modal bagi keduanya guna mencapai kesuksesan di Pilkada 2018 mendatang. Hal itu disampaikan Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini perihal rencana duet kembali Gerindra-PKS beberapa daerah di Pilkada 2018.

"Gerindra-PKS bersinergi di DKI dan ini tidak mustahil di 2018 di beberapa tempat juga PKS bersama Gerindra sebisa mungkin kita akan terus membangun kerjasama," kata Jazuli di gedung DPR RI, Jakarta pada Kamis (27/4).

Menurut dia, pertimbangan tersebut lantaran hasil yang dicapai kedua parpol tersebut di Pilkada DKI Jakarta. Ia meyakini kerjasama keduanya akan kembali sukses di Pilkada Jawa Barat, Jawa Tengah, maupun Jawa Timur.

"Hasilnya sudah terlihat tentu kalau itu terjadi di daerah-daerah lainnya. Itu tentu jauh lebih bagus lagi," kata Jazuli.

Apalagi, kata Anggota Komisi I DPR RI tersebut, PKS-Gerindra menjadi partai yang berada di luar koalisi partai pemerintah. Hal ini menjadi dasar agar menyuguhkan calon yang berkualitas demi kepentingan rakyat. Namun, hingga kini ia belum dapat memastikan siapa yang akan diusung oleh kedua parpol tersebut.

"Bukan mau gaya, tapi demi kemaslahatan calon yang diusung memiliki visi yang sama saya kira itu cukup bagus," ujar anggota Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PKS tersebut.

Meskipun, kata dia, partainya tetap tidak menafikan adanya kearifan lokal di masing-masing daerah. "Tentu kalau daerah ini kan ada kearifan-kearifan lokal ya tapi sampai sekarang nggak ada intruksi dari pusat ke kabupaten/kota karena itu nanti akan menutup ruang kreativitas dan ijtihad teman-teman di kabupaten/kota," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement