Selasa 25 Apr 2017 21:25 WIB

Tokoh Perubahan Republika Patahkan Kalimat 'Lee Kuan Yew'

Rep: Santi Sopia/ Red: Indira Rezkisari
Foto profil penerima Tokoh Perubahan Republika terpampang di Ballroom Djakarta Theatre, Selasa (25/4).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Foto profil penerima Tokoh Perubahan Republika terpampang di Ballroom Djakarta Theatre, Selasa (25/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sambutannya pada acara Tokoh Perubahan Republika 2016, Pimpinan Redaksi Republika Irfan Junaedi mengatakan kesenjangan sosial bisa mengundang kekhawatiran apabila tidak diatasi dengan baik. Kesenjangan bisa menjadi titik rawan terhadap stabilitas bangsa. 

Irfan mengatakan, saat era Indonesia menguasai sumber daya alam, muncul  konsep desentralisasi atau yang biasa disebut otonomi daerah. Konsep ini dijalankan untuk menciptakan pemerataan dan sumber daya alam (SDA) supaya dapat dinikmati seluruh bangsa.

"Tapi setelah desentralisasi, kesenjangan masih terus kita rasakan, masih banyak PR kita untuk mengurai kesenjangan," ujar Irfan.

Pimred Republika itu juga mengutip kalimat Lee Kuan Yew. Sebelum wafat 2015, Lee Kuan Yew sempat merilis buku terakhirnya yang berjudul One Man's View of the World. 

Dalam buku tersebut, dijelaskan fenomena ekonomi di belahan dunia, salah satu yang disorot adalah Indonesia. Menurut buku tersebut, penduduk Indonesia masih menggantungkan apa yang diberikan alam, bukan pada apa yang bisa diciptakan oleh tangan mereka. 

"Tapi keenam tokoh Republika  membuktikan kalimat tadi tidak terbukti. Tokoh perubahan menciptakan karya dengan kedua tangannya yang tidak semata-semata mengandalkan alam, mereka berkarya dengan konsistensi, kerja keras, niat tulus untuk kebaikan, memberikan manfaat adalah dasar buah tangan pada tokoh perubahan ini," ujarnya.

Para tokoh tersebut, kata dia, adalah sosok yang secara nyata telah berbuat banyak menebar kebaikan dan menepis jurang kesenjangan. Mereka telah mendorong roda perkonomian dan berpegang teguh pada pinsip, nilai-nilai keadilan sosial.

Keenam tokoh yang berhasil mendapatkan anugerah Tokoh Perubahan 2016 adalah Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati, pendiri BMT Beringharjo Yogyakarta Mursida Rambe, pendiri Koperasi Tani Maju Bersama Lombok Barat H Artim Yahya, pendiri Universitas Amikom Yogyakarta M Suyanto, bidan inspiratif sekaligus pendiri Yayasan Bumi Sehat Bali Robin Lim, dan pendiri perusahaan kosmetik PT Paragon Technology and Innovation/PTI (Wardah Cosmetics) Nurhayati Subakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement