REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Sekitar 80 persen aliran listrik wilayah Kota Pontianak harus padam karena jaringan tranmisi Gardu Induk Sungai Raya sebagai penyuplai terkena tali kawat layang-layang.
"Kejadian tersebut pukul 16.58 Wib tepatnya di Jalan Y.M Sabran Pontianak. Butuh waktu 30 menit untuk menormalkan kembali," ujar Manager Area Penyaluran dan Pengatur Beban (AP2B) PLN Kalbar, Ricky Cahya Andrian di Pontianak, Sabtu (22/4).
Dengan kejadian tersebut ia sangat menyayangkan karena mengganggu pelayanan kepada masyarakat dan merugikan PLN. "Kita harapkan kepada masyarakat untuk sama-sama peduli menjaga keandalan listrik di Kalbar dan salah satunya dengan tidak bermain layang-layang. Kita tahu permainan tersebut juga sering memakan korban jiwa," kata dia.
Menganggapi hal tersebut, Koordinator Komunitas Peduli Listrik, Pontianak sangat menyesalkan. Menurut dia, seolah-olah pemain layang-layang tidak mempedulikan kepentingan umum dan keselamatan orang banyak. "Kita sangat prihatin kejadian ini terus terulang. Hanya karena ulah sebagian orang tapi dampak negatifnya luas. Kita minta semua pihak mengedepankan kepentingan bersama bukan hanya memikirkan hobi kita pribadi," kata dia.
Dikatakannya berdasarkan survei di lapangan di sekitar Amad Yani 2, Desa Kapur, Tanjung Raya dan daerah lainnya saat sore hari sangat ramai orang bermain layang-layang. "Dari anak-anak sampai orang dewasa yang bermain layang-layang sangat ramai dan mudah ditemukan. Itu tentu membuat kita prihatin," jelasnya.
Ia meminta kepada pemerintah daerah untuk bisa menegakan dengan tegas Perda yang ada terkait pengaturan permainan layang-layang. "Selaku warga kita minta pemerintah menegakan Perda. Hukum harus ditegakkan karena tanpa itu mustahil permainan ini bisa ditekan. Saatnya keselamatan jiwa dan kehadalan listirik kita perhatikan," kata dia.