Sabtu 22 Apr 2017 05:00 WIB

'CLBK' Dunia Zakat

Nana Sudiana
Foto: dok. Humas PKPU
Nana Sudiana

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nana Sudiana *)

"You came when I was happy in your sunshine

I grew to love you more each passing day

Before too long I built my world around you

And I prayed you'd love enough of me to stay

If you love me let me know

If you don't then let me go..."

(sepenggal lagu "If You Love Me, Let Me Know", Olivia Newton).

Dunia zakat adalah dunia yang dinamis, sekaligus menarik. Baik bagi para pengamat, akademisi maupun bagi para penggerak dan aktivisnya. Ibarat sumur, dunia zakat seakan terlihat dangkal di permukaan namun begitu di selami, seakan tak ada ujungnya.

Tulisan kecil kali ini mungkin kata anak muda sekarang judulnya agak lebay, CLBK dunia Zakat. CLBK di sini tentu saja artinya berbeda, yaitu "Cerita Lama Bermunculan Kembali". Kok bisa bukannya CLBK jamaknya diartikan Cinta Lama Bersemi Kembali?. Apa pula potongan lagunya Olivia Newton dimasukan di depan tulisan ini?.

Namanya tulisan gado-gado, ya apapun boleh masuk. Bebaslah, namanya juga tulisan kecil dari potret diskusi besar para pegiat zakat, pengkaji, akademisi serta peneliti zakat. Iya, awalnya tulisan ini ingin me-resume diskusi yang cukup hangat yang terjadi pada Senin sore hingga malam pada pertengahan April kemarin. Sebuah diskusi panjang (tidak pake lebar) yang secara sporadis terjadi di salah satu group para aktivis gerakan zakat. Karena di sini semua berkumpul, entah itu para akademisi, peneliti, dan para praktisi zakat. Kadang temanya sambung menyambung (menjadi satu, itulah Indonesia...hehe).

Namun secara pribadi, saya lihat diskusi kali ini, sesungguhnya amat serius bagi gerakan zakat Indonesia. Bukan soal cara diskusinya yang sedikit pakai emoticon senyum (biar dianggap serius), namun lebih pada beberapa tema dan pokok bahasan yang selama ini pernah muncul dan akhirnya kembali jadi diskusi hangat di dunia zakat.

Ketika saya baca berulang-ulang, saya menemukan benang merah diskusi kali ini. Yakni CLBK, istilah populer untuk Cinta Lama Bersemi Kembali. Kali ini, kita adopsi saja menjadi 'Cerita Lama Bermunculan Kembali'. CLBK umumnya menjadi sebuah terma yang banyak digunakan saat bertemu teman-teman lama atau reuni. CLBK ini terjadi karena sebelumnya lama tak bertemu dan tiba-tiba ada dalam ruang dan waktu yang sama. Ada sensasi tersediri dan seolah lupa dengan persoalan internal masing-masjng.

Tidak sedikit kisah-kisah CLBK terjadi karena adanya kenangan lama dan perasaan ingin berbuat lebih banyak lagi. Karena CLBK dunia zakat adalah Cerita Lama, maka berarti "cerita lama" ini bisa juga muncul karena sejumlah sebab. Sebab pertama, karena adanya keterbatasan untuk bisa bertemu, bercerita dan bercengkrama bersama secara egaliter dan penuh persaudaraan dan juga kesetaraan. Yang kedua, bisa juga karena adanya gap generasi sehingga berimplikasi pada cara pandang yang berbeda terhadap persoalan-persoalan yang ada. Bahkan dalam mendefinisikan persoalan-pun mungkin memiliki metodologi yang tak sama.

Mengapa perbedaan generasi ini penting kita ketahui? Karena secara usia, di dunia zakat Indonesia saat ini, hanya ada dua generasi yang mewarnai gerakan zakat Indonesia yakni generasi X dan Y. Bila kita runut ke belakang, munculnya teori generasi (Generation Theory) yang diperkenalkan oleh Strauss dan Howe mendefinisikan generasi sebagai agregat dari semua orang yang lahir selama rentang waktu sekitar dua puluh tahun atau sekitar panjang satu fase dari masa kanak-kanak, dewasa muda, usia pertengahan, dan usia tua.

Dalam perkembangannya, kemudian muncul istilah generasi X, Y, dan Z. Generasi X adalah generasi yang lahir dalam kurun waktu mulai tahun 1965-1980. Dan generasi Y adalah generasi yang lahir dalam kurun waktu tahun 1981-1994. Adapun generasi Z lahir pada kurun waktu tahun 1995-2010. Dalam pembahasan kali ini, kita akan batasi dulu pada cerita generasi X dan Y terlebih dahulu.

Istilah generasi yang berbeda-beda ini, terus berkembang dan menjadi semakin menarik ketika cerita ini berkorelasi dengan karakter kerja dan visi masa depan setiap generasi yang tak sama. Mereka bisa jadi ada di ruang-ruang yang sama. Namun, karena adanya gap generasi mereka seakan kebingungan untuk bisa berkomunikasi dengan baik. Sejumlah hal yang berhubungan dengan pekerjaan juga kadang dikaitkan dengan ciri-ciri dari generasi yang ada tadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement