REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semangat dan perjuangan Er Sopian (50 tahun) guna menyukseskan pesta demokrasi di Pilkada Jakarta boleh mendapat acungan jempol. Betapa tidak, dia dan keluarganya -- isteri serta dua anaknya -- sengaja terbang dari Qatar ke Jakarta untuk menunaikan hak pilihnya sebagai Warga Negara Indonesia.
Er Sopian dan keluarganya pun tak berlama-lama menetap di rumahnya di daerah RT 02/002, Kelurahan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Cukup hanya beberapa hari saja. Tujuannya hanya satu. Mencoblos calon gubernur pilihannya untuk lima tahun mendatang. "Besok pagi pukul 09.00 WIB, kami terbang lagi ke Qatar," ujar Er Sopian kepada Republika.co.id, Rabu (19/4).
Ihwal keinginannya berperan serta dalam Pilkada Jakarta putaran kedua ini memang sudah direncanakan jauh hari sebelumnya. Dia dan isterinya, Indria Ernaningsih, pun berembuk. Hasilnya, disepakati untuk sekaligus mengajak putranya Reza (17) serta putrinya Aninditya Salma Sopian (20) yang kuliah di Inggris terbang ke Jakarta untuk nyoblos. " Saya sendiri harus izin kantor dan ngambil cuti," ujarnya dalam perbincangan singkat malam tadi.
Kuatnya untuk serta mencoblos di Pilkada Jakarta ini, kata Er mengawali kisahnya, bermula dari Aksi 212 di akhir tahun lalu. Mendapat informasi adanya aksi massa itu, dia sengaja membeli tiket pesawat pulang pergi Qatar-Jakarta.
Semangat perjuangan di Aksi 212 dalam diri dan keluarganya terus berlanjut hingga berlangsungnya pilkada putaran pertama. Sayangnya, bertepatan dengan pesta demokrasi di putaran pertama itu dia dan sejumlah rekan kerjanya di perusahaan minyak tengah berada di tengah-tengah laut di Qatar.
"Karena saat itu saya tak mungkin (ke Jakarta), akhirnya isteri saya saja yang berangkat," cerita Er.
Tiba di hari pencoblosan, dia dan isterinya lantas bergabung bersama relawan lainnya yang tergabung dalam Gema Jakarta menjadi saksi berlangsungnya Pilkada Jakarta di putaran kedua. Sekeluarga Er Sopian pun lantas berbagi tugas di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang tak jauh dari rumahnya, yakni TPS 12, 15, dan 16. Pagi sebelum pemilihan digelar, isterinya menyempatkan menyiapkan nasi bungkus dan sejumlah makanan ringan untuk diberikan kepada sejumlah relawan.
Pencatatan dilakukan para relawan umumnya secara manual. Untuk memudahkan upload data, dia sengaja membawa komputernya. Semua hasil catatan para relawan dientry ke komputernya dengan cepat. "Karena ada beberapa TPS yang perlu kami catat, saya harus gunakan sepeda motor berboncengan dengan anak saya Reza menengok satu TPS ke TPS lainnya," ujarnya.
Dan sesuai aturan, maka pelaksanaan pemilihan suara harus sudah selesai pukul 13.00 WIB. "Alhamdulillah semuanya lancar," ujarnya
Er mengaku, meski hasil hitung cepat menyebutkan kemenangan telak buat Anies-Sandi, namun dirinya terus terang masih menyimpan rasa khawatir. Khawatir kalau pelaksanaan pilkada ini dicurangi. Beda dengan isterinya yang yakin dan optimistis hasil perhitungan manual (di KPUD Jakarta) pasangan Anies-Sandi menang.
Rekapitulsasi perhitungan cepat dari berbagai lembaga suvey menyebutkan secara umum pasangan Anies-Sandi unggul dibanding pesaingnnya. Kenyataan ini yang membuat dia dan keluarganya merasa perjuangannya tak sia-sia. ''Allah mendengar usaha kita. Ini doa seluruh umat dan para ulama dan seluruh masyarakat Indonesia,'' katanya.