REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tanpa mengurangi rasa hormat pada hasil sementara ini, tim sukses pasangan calon (paslon) Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat akan mencari tahu penyebab stagnansi di dalam perolehan suara di Pilkada DKI Jakarta putaran kedua ini. Mereka juga akan melakukan evaluasi dengan perolehan suara kali ini.
"Kami juga akan mengkaji, karena hasil ini di luar dari perkiraan kita. Jujur saja harus kami katakan, dengan perolehan ini kami akan melakukan evaluasi," jelas Sekertaris Tim Pemenangan Ahok-Djarot Ace Hasan Syadzily, Rabu (19/4).
Menurutnya, timnya terus mengkaji secara mendalam terkait adanya beberapa kemungkinan adanya penyimpangan dan pelanggaran. Mereka akan mengkaji penyebab turunnya angka partisipasi yang lebih rendah dibandingkan putaran pertama.
"Angka partisipasi tidak setinggi di data yang kami terima dan lebih rendah dari putaran pertama," kata Ace.
Timses Ahok-Djarot, menurut Ace, juga akan melihat beberapa hal intimidasi yang dilakukan pada para pendukungnya. Intimidasi yang dilakukan di beberapa tempat pemungutan suara (TPS).
"Ketiga, memang masih ada laporan dari beberapa pendukung kami terkait adanya C6 yang masih bermasalah," tutur dia.
Akan tetapi, kata Ace, semua ini tentu akan jadi bagian yang akan dikaji oleh tim hukum mereka. Akan dikaji apakah hal-hal tadi akan memengaruhi terhadap hasil akhir dari proses Pilkada DKI Jakarta ini.
"Nah, soal pelanggaran yang sedang dikaji oleh tim, biarlah itu jadi proses pendidikan politik. Pilkada harus diselenggarakan secara bersih dan jujur," tambah Ace.
Soal evaluasi yang akan dilakukan, Ace mengakan ada banyak hal yang akan dievaluasi. Namun, menurutnya, tidak perlu diungkapkan di kesempatan itu. "Nanti, biar jadi pelajaran buat kami dalam proses pemenangan Pilkada 2018 nanti," imbuh dia.