Rabu 19 Apr 2017 17:33 WIB

Ini Penyebab Suara Ahok Surut

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Pasangan Cagub Cawagub DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menerima ucapan selamat dari simpatisan usai menggelar konferensi pers di Posko Pemenangan Paslon Anies-Sandi Kertajaya, Jakarta, Rabu (19/4).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Pasangan Cagub Cawagub DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menerima ucapan selamat dari simpatisan usai menggelar konferensi pers di Posko Pemenangan Paslon Anies-Sandi Kertajaya, Jakarta, Rabu (19/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses perhitungan cepat Pilkada DKI Jakarta telah selesai dilakukan. Menurut penghitungan yang dirilis oleh lembaga Public Opinion and Policy Research atau Populi Center, pasangan calon nomor urut tiga Anies-Sandi unggul dengan suara mencapai 58,07 persen, dan pasangan calon nomor urut dua Basuki-Djarot hanya mendapatkan suara sebesar 41, 93 persen.

Lalu, apa yang menjadi faktor menurunnya suara bagi paslon Basuki-Djarot?

Menurut Direktur Public Opinion and Policy Research atau Populi Center, Usep S Ahyar, ada beberapa hal yang menjadi penyebab surutnya suara bagi pejawat tersebut.

"Dilihat dari survei yang kami lakukan 'Kenapa Tidak suka Ahok?' Jawaban yang dikantongi tim kami yaitu karena tidak seagama terus dia penista agama. Itu jadi penyebab utama," jelas Usep saat ditemui Republika.co.id, di Jl Letjen S. Parman, Jakarta Barat, Rabu (19/4).

Usep mengatakan, dalam komponen penilaian lain, Ahok mendapat nilai yang cukup tinggi. Misalnya kepuasan kinerja, program kerja Ahok dianggap lebih realistis jika dibandingkan program Anies-Sandi yang masih banyak dipertanyakan.

"Hebatnya Anies-Sandi ini karena ia juga meniru beberapa hal dari lawannya, misalnya KJP dan KJS, yang kemudian di tambahkan jadi KJP-KJS plus, mungkin di beberapa golongan masyarakat itu perlu, jadi banyak yang memilih Anies," jelas Usep

Lalu, papar Usep, yang menjadi pertimbangan juga terkait penampilan saat debat. Dalam hal ini, penilaian debat dari kedua paslon juga relatif seimbang. Paslon Anies-Sandi bisa menyaingi paslon Basuki-Djarot. Sehingga sedikit demi sedikit popularitas Anies-Sandi bisa menyaingi paslon Basuki-Djarot.

"Kan yang dipertimbangkan dari keduanya, pasti tentang visi misi dan program kerja. Kedua poin tersebut, keduanya memiliki itu. Nah, di luar hal tersebut, ya variabel yang terkait identitas sosial yang jadi faktor utama. Jadi mereka berpikir, kalau ada yang sama kenapa enggak pilih itu?" Kata Usep.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement