REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPW PPP Yogyakarta, Syukri Fadholi menegaskan kebijakan dua pimpinan PPP, Romahurmuziy memberikan dukungan kepada Pasangan Calon (Paslon) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat sangat bertentangan dengan prinsip dan asas PPP sebagai partai Islam. Syukri juga menganggap sikap keduanya sangat mengkhianati asas partai dan juga pendiri partai.
"Atas tindakan itu maka tentunya dua pimpinan sudah sangat tidak pantas untuk menjadi pimpinan PPP," tegas Syukri, saat dihubungi melalui seluler, pada Selasa (18/4).
Untuk merespons tindakan kedua petinggi partai itu, dia mendorong diadakannya Mukhtamar Luar Biasa (Munaslub). Itu perlu dilakukan, juga dalam rangka menyelesaikan konflik yang berkepanjangan antara kubu Romahurmuziy atau Romi dengan kubu Djan Faridz. Sehingga pihaknya juga meminta kepada keduanya untuk mengundurkan diri.
"Dua hal, pertama dalam rangka untuk bisa memberikan sanksi kepada dua pimpinan dan kedua dalam rangka menyatukan PPP dalam satu partai bukan dua kubu," kata Syukri.
Sebagai langkah konkrit untuk mendorong adanya Munaslub, Syukri mengatakan dia sudah berkomunikasi dengan senior partai. Dia juga berharap agar pimpinan-pimpinan wilayah menyadari sepenuhnya bahwa dua pimpinan itu sudah menyalahi asas kepartaian.
Bahkan keduanya mengkhianati amanat keumatan umat Islam Indonesia. Namun Syukri belum bisa mengetahui kapan Munaslub itu harus diselenggarakan. "Saya tidak tahu persis kapan, minimal apa yang kita lakukan ini sebagai gerakan moralitas untuk menyelamatkan PPP ini sebagai partaiyang berasaskan Islam dari pimpinan-pimpinan yang berani berkhianat kepada amanah PPP itu sendiri," kata dia.