Senin 17 Apr 2017 19:40 WIB

Jelang Pilkada, Ini Pesan Khusus Pemuka Agama Non-Muslim

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andi Nur Aminah
Para pemuka agama berkumpul di kantor PBNU Jakarta menjelang pelaksanaan Pilkada Jakarta, Senin (17/4)
Foto: Wahyu Suryana/Republika
Para pemuka agama berkumpul di kantor PBNU Jakarta menjelang pelaksanaan Pilkada Jakarta, Senin (17/4)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pimpinan dari lima organisasi keagamaan turut hadir di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Senin (17/4). Mereka mengimbau masyarakat agar menjaga kedamaian dan keamanan di Pilkada DKI Jakarta.

Berikut pesan-pesan dari lima pimpinan organisasi keagamaan untuk masyarakat menjelang putaran kedua Pilkada DKI Jakarta, Senin (17/4).

Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu (Matakin), Uung Sendana menyatakan Pilkada ini jangan mengorbankan nilai-nilai keharmonisan dan kerukunan bangsa yang selama ini sudah baik. Siapa yang terpilih tidak perlu merasa bukan pimpinan kita, bagaimanapun itu pilihan masyarakat Jakarta," kata Uung. 

Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Ignatius Suharyo mengatakan, bagi kita Indonesia, pilkada ini suatu mukjizat yang perlu dipertahankan dan dijaga, maka tiap usaha mengembangkan Indonesia semakin Indonesia harus dihargai sebagai tugas mulia. "Mari kita jaga negeri kita ini supaya tetap damai, sejahtera, adil dan beradab," ujarnya. 

Sementara itu, Ketua Umum Parisada Hindu Dharma (PHDI) Wisnu Bawa Tenaya menyampaikan imbauan agar seluruh warga Indonesia, khususnya DKI Jakarta, bila perlu sembahyang dulu, mohon petunjuk kepada Yang Kuasa. "Kira-kira mana yang bagus silakan dipilih, semoga (pilkada) sukses," kata Wisnu Bawa Tenaya.

Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pendeta Henriette T Hutabarat-Lebang menyampaikan, kita adalah Bhineka tapi kita Tunggal Ika, kita perlu saling menghargai latar belakang dan pilihan politik. "Ini pesta demokrasi jadi secara bertanggungjawab mari kita gunakan hak pilih kita sesuai hati nurani, tanpa intimidasi atau merasa ditekan, di sini kebebasan sebagai warga negara dan jangan dilewatkan," ujar Pendeta Henriette.

Ketua Umum Niciren Syosyu Indonesia (NSI) Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja juga tak mau ketinggalan. Dia menyampaikan, semua harus kembali ke hakekat sebagai manusia Indonesia yang sejak dulu memang damai. Makanya kita punya banyak teman dari seluruh dunia, jadi pelopor konferensi-konferensi, harus sadar semua agama tidak ada yang ajarkan tidak damai, sadari pilkada sebagai pesta, menggembirakan, ketika terpilih semua semestinya gembira," kata dia. 

(Baca Juga: Ormas dari Enam Agama Keluarkan Imbauan Damai Pilkada DKI) 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement