REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) sore ini mengumpulkan sejumlah alim ulama dan tokoh agama serta perwakilan dari ormas Islam ke Istana. Dalam pertemuan ini, Presiden meminta agar alim ulama turut membantu menciptakan suasana kondusif selama pilkada DKI Jakarta putaran kedua berlangsung.
Kendati demikian, menurut Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjutak, seharusnya presiden memanggil pasangan calon gubernur DKI Jakarta. Sebab, ia menilai, kegaduhan yang akhir-akhir ini terjadi disebabkan oleh para tim sukses kedua pasangan calon gubernur yang akan bertanding dalam pilkada esok.
“Kan saya sampaikan, yang perlu dipanggil oleh Pak Jokowi itu bukan cuma ulama. Ulama ini kan kena imbas dari apa yang dilakukan oleh para timses. Tadi yang disampaikan Kiai Ma'ruf itu saya yang sampaikan. Tadi saya sampaikan ke Pak Jokowi, yang harus dipanggil itu adalah dua timses itu,” kata Dahnil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/4).
Dahnil menilai, para ulama tak pernah melakukan provokasi kepada masyarakat dan juga tak pernah mendorong pengerahan atau mobilisasi massa. Ia menyebut, justru timses dari kedua paslonlah yang menyebabkan adanya kebisingan dan kegaduhan akhir-akhir ini.
Karena itu, ia meminta agar Jokowi bersikap tegas kepada dua paslon gubernur DKI Jakarta agar turut menjaga kondusifitas. “Jadi kami ini cuma kena imbas-imbas saja. Jadi ulama ini enggak ada yang provokasi, enggak ada yang mendorong mobilisasi massa dan sebagainya. Justru yang harus dipanggil oleh Pak Jokowi itu adalah kedua calon ini dan para timsesnya termasuk parpolnya. Jadi jangan sampai kami seolah-olah jadi tertuduh,” kata dia.
Atas permintaan itu, menurut Dahnil, Presiden Jokowi pun menyampaikan juga akan memanggil dua pasangan calon gubernur DKI Jakarta tersebut. “Pak Jokowi akan sampaikan itu dan mungkin akan panggil mereka, dua orang itu,” ucapnya.