REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepolisian meminta agar para pengguna media sosial bersikap bijaksana dengan tidak menyebarkan informasi yang bernada provokasi melalui dunia maya. Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar pun mengimbau, agar masyarakat tak melakukan tindakan yang menyebabkan adanya respon negatif dari masyarakat lainnya dan menimbulkan kemarahan.
“Kepada berbagai pihak yang berupaya provokasi menyebarluaskan informasi di dunia maya, yang mengesankan kondisi seolah-olah keadaan tertentu, ingin menimbulkan kemarahan dari kelompok masyarakat lainnya, (agar) ini tidak dilakukan. Kami mohon ke masyarakat jangan melakukan hal yang membangkitkan rasa kemarahan, dan respon negatif masyarakat,” kata Boy Rafli di Mabes Polri, Jakarta, Senin (17/4).
Kepolisian, kata Boy, terus mengawasi konten-konten yang beredar melalui media sosial. Bahkan, kepolisian juga akan melakukan investigasi terhadap konten-konten di media sosial yang dapat menimbulkan konflik di dalam masyarakat.
Boy juga meminta, agar masyarakat bersikap cerdas terhadap berbagai informasi yang beredar luas melalui media sosial. Tak hanya itu, Boy Rafli juga memberikan pandangannya terhadap berbagai survei pasangan calon yang dilakukan menjelang pilkada DKI Jakarta putaran kedua ini.
Ia mengingatkan, bahwa hasil survei yang beredar selama ini bukan merupakan kepastian dari hasil pemungutan suara nanti. Sehingga, kepolisian meminta agar hasil survei tersebut tak dijadikan sebagai acuan atau rujukan. Boy meminta agar masyarakat menunggu hasil resmi pemungutan suara nanti.
“Kami ingatkan ke masyarakat hasil survei bukan kepastian. Mohon maaf, saya katakan seperti ini kepada yang melakukan survei, yang kita perlukan hasil konkret dari hasil nanti apapun hasil itu, dia bisa sejalan, bisa juga tidak sejalan. Kami hanya perlu menyampaikan agar tidak diyakini itu kepastian,” kata Boy.