REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik LIPI Siti Zuhro menilai Pilkada DKI Jakarta sesungguhnya ujian bagi masyarakat. Warga Jakarta, elit dan aktor politik sedang diuji oleh demokrasi partisipatoris.
Ia juga melihat kondisi masyarakat saat ini sudah terbawa hal-hal yang tidak perlu dipersoalkan. Rakyat sudah sesat dengan isu sesaat, seperti halnya Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA).
"Kalau muncul, jangankan di Jakarta, Indonesia, di AS (Amerika Serikat), isu SARA masih laku. Karena SARA itu given, ketika Pilkada itu berbeda (SARA), maka memerlukan kedewasaan, kematangan yang harus kita tunjukkan bahwa Jakarta mampu," ujar Siti di Jakarta.
Dalam demokrasi dan politik, menurut dia, pada akhirnya adalah membangun masyarakat dan demokrasi. Pemimpin lokal harus muncul bukan hanya sebagai penguasa tapi pemimpin, suri tauladan dan itu sesuai dengan Pancasila dan NKRI.
Siti menambahkan, yang dibutuhkan adalah pemimpin DKI yang mampu menyempitkan kesenjangan.
"Yang kita harus lakukan yaitu pilar demokrasi, memberikan semacam edukasi pencerahan kepada masyarakat kenapa Pilkada penting, memilih secara cerdas rasional. Masyarakat punya 1001 alasan menentukan pilihan, jadi jangan digurui," ujar Siti di Jakarta.