REPUBLIKA.CO.ID, KUTACANE -- Badan SAR Nasional Pos Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, mengatakan tiga desa yang terisolasi akibat diterjang bencana banjir bandang kini dapat dilalui.
"Tiga dari total empat desa di dua kecamatan terisolasi karena bencana banjir bandang Selasa (11/4) petang sudah bisa dilalui kendaraan," kata Koordinator Pos SAR Kutacane, Risky Hidayat di Kutacane, Jumat (14/4).
Menurutnya, tiga wilayah desa tersebut berada di Kecamatan Lawe Sigala Gala yakni Lawe Tua Gabungan, Lawe Tua Makmur, dan Lawe Tua Persatuan.
Peristiwa bencana banjir bandang terjadi diikuti dengan berbagai material turun dari atas pegunungan yang merupakan kawasan ekosistim Gunung Leuser seperti kayu gelondongan, bebatuan, pasir, dan lumpur.
Meterial ini telah mengakibatkan badan jalan raya di tiga desa tersebut dan merupakan jalan lintas nasional Kutacane-Medan tertimbun, sehingga tidak dapat dilalui oleh pengendara.
"Kondisi terkini, air juga sudah mulai surut. Tapi masih terdapat beberapa titik seperti Desa Batu Dua Ratus, Kecamatan Lawe Sigala Gala, masih mengalir dari lereng gunung melewati jalan raya lintas," katanya.
Ia mengatakan, hingga kini alat berat masih menyingkirkan kayu gelondongan, bebatuan, dan lumpur karena telah mengakibatkan jalan Kutacane-Medan di Desa Suka Makmur, Kecamatan Semadam belum bisa dilalui. "Tinggal jalan di Suka Makmur belum bisa dilalui kendaraan angkutan penumpang, atau barang," ucap Risky.
Ricardo (35), supir angkutan penumpang rute Medan-Kutacane mengaku, jalan lintas nasional menghubungkan Kutacane menuju Medan masih ditutup akibat material dari bencana banjir bandang. "Hingga kini, kami harus melewati jalan alternatif menuju Medan. Tidak diizinkan polisi lalulitas setempat," katanya. Ia mengatakan, polisi lalulintas telah memasang plang sebagai tanda dialihkan arus kendaraan mulai Simpang Semadam, Kecamatan Semadam.