REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kawasan Kota Lama Semarang segera dilengkapi dengan becak wisata sebagai transportasi ramah lingkungan yang dipakai melayani wisatawan berkunjung di daerah ini.
"Becak wisata ini bisa dimanfaatkan pengunjung untuk berkeliling," kata Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di Semarang, Rabu (12/4).
Menurut dia, upaya pembenahan kawasan Kota Lama Semarang terus dilakukan menuju pengakuan dari Unesco sebagai "world heritage", salah satunya dengan pemanfaatan transportasi ramah lingkungan.
Nantinya, kata Ita, sapaan akrab Hevearita, keberadaan becak wisata ini akan disiapkan di tiap-tiap kantong parkir yang akan ditata di sekitar kawasan Kota Lama Semarang. "Kami sudah mengatur batas tonase kendaraan yang melintas, beberapa jalan sudah steril dari kendaraan, lalu akan ada rekayasa lalu lintas. Setelah itu, becak wisata akan diluncurkan," katanya.
Rencananya, becak wisata akan mulai dioperasikan pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-470 Kota Semarang pada Mei 2017, diawali dengan sosialisasi, yakni lomba lukis dan mural becak wisata.
Ita yang juga Wakil Wali Kota Semarang itu mengharapkan konsep kawasan "living heritage", artinya terjadi kehidupan dan berbagai aktivitas perekonomian yang mendukung kawasan Kota Lama. "Di Kota Lama harus ada kehidupan. UNESCO mensyaratkan tidak hanya terkait gedung bersejarah warisan dunia saja, tetapi bagaimana pemanfaatan kawasan itu seperti apa," katanya.
Para pemilik gedung di kawasan Kota Lama, kata dia, segera dikumpulkan untuk diberikan pengarahan pemanfaatan aset yang mereka miliki, seperti dijadikan kafe, toko, homestay, dan sebagainya.
"Kami akan segera kumpulkan pemilik gedung dan sosialisasikan pemanfaatannya. Bisa untuk kafe, toko, homestay, atau yang lain agar aktivitas di Kota Lama terus bergeliat," katanya.
Jika gedung-gedung yang ada sudah dimanfaatkan dan direvitalisasi, kata Ita, wisatawan bisa memanfaatkan becak wisata untuk berkeliling mengunjungi dari satu gedung ke gedung lainnya.