REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Massa kotak-kotak dilaporkan menyerbu kegiatan tabligh akbar di Pulau Harapan, Pulau Seribu, Jakarta Utara, Rabu (12/4). Aksi ini sempat membuat suasana mencekam.
Pasalnya, massa tersebut datang, mencaci, serta mengamuk, sehingga acara tabligh akbar tidak bisa dilanjutkan. “Iya memang itulah yang mereka lakukan, harusnya itu dijadikan suatu kriminal. Tadi itu acara, tabligh akbar dengan semangat syiar dalam memilih pemimpin Muslim,” ujar Ustaz Alfian Tanjung yang menjadi salah satu penceramah ketika itu, saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (12/4).
Alfian menerangkan, pada hari ini ada dua acara berbeda yang dilakukan di tempat sama. Lokasinya terpisah hanya sekitar dua kilo meter. “Acara kami dari awal memang jam dua, namun kawan kotak-kotak itu mereka yang nyocokin waktu sendiri, jadi ada dua acara yang bentrok dengan background yang berbeda,” jelas Alfian.
Alfian mengatakan, sebetulnya secara normatif ia tidak ada persoalan. “Jadi lucu, giliran acara kita, dia ngamuk, gak puguhan. Tapi yang jelas, mereka juga sumpah serapah, caci maki Islam, Muhammad, dan orang Arab,” tegas Alfian. Namun, Alfian dan rombongan sama sekali tidak terpancing, dan tidak peduli sama sekali.
Awalnya, kata Ustaz Alfian, penceramah memberikan isyarat untuk memilih pemimpin Muslim. Pembicara yang pertama tampil, adalah Ustaz Atep, dengan penyampaian yang jenaka, lucu, ceria.
“Saya menyampaikan fakta-fakta yang ada. Karena pengajian itu dilarang oleh Ahok, kita kan amar maruf nahyi munkar. Kita dengar mereka hina, caci maki biasa saja. Pas giliran saya, malah ngamuk,” tegas Ustaz Alfian.
Ustaz Alfian juga menyayangkan, kinerja aparat kepolisian yang bertugas untuk mengamankan suasana, tidak bisa menegakkan keamanan dengan seimbang. Sehingga keadaan semakin chaos.