REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- TNI dan Kepolisian akan bersama-sama melakukan pengamanan dalam Pilkada DKI putaran kedua 19 April nanti. Wakapolda, Brigjen Pol Suntana kembali menegaskan, setiap tempat pemungutan suara (TPS) akan dijaga oleh satu anggota polisi dan satu anggota TNI.
“Saat pemungutan suara, seluruh TPS akan dijaga oleh petugas, satu polisi, satu TNI. Itu akan kita jaga bersama-sama,” ujar Suntana di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatana, Rabu (12/4).
Suntana mengatakan, setiap TPS akan dijaga lebih ketat dibandingkan pemilu putaran pertama. Mantan Kapolres Metro Jakarta Barat itu menyatakan, polisi juga akan memberikan perhatian khusus terhadap TPS-TPS yang berpotensi terjadi kericuhan. “Tentu untuk TPS rawan akan lebih, diperkirakan di lokasi-lokasi, dimungkinkan terjadinya gangguan keamanan,” ujar Suntana.
Menurut Suntana, kepolisian dan TNI akan mengerahkan beberapa personel pasukan pemukul di TPS. Pasukan pemukul tersebut akan ditempatkan di TPS rawan tersebut.
“Selain ada di beberapa TPS, polisi bekerjasama dengan teman-teman dari TNI itu akan menempatkan beberapa personel pasukan pemukul,” ujarnya.
Untuk pengamanan minggu tenang, pihaknya mengaku telah bekerja sama dengan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) untuk menurunkan spanduk kampanye. Di minggu tenang tersebut, polisi mengimbau Pasangan Calon (paslon) dan pendukungnya untuk tidak melanggar aturan pemilu. “Dalam minggu tenang kita akan melaksanakan kerja sama dengan KPU dan Panwaslu untuk menurunkan spanduk,” ujar Suntana.
Debat Pilkada DKI Jakarta putaran kedua akan dilaksanakan malam nanti, Rabu (12/4). Kepolisian juga mengaku telah melakukan pengamanan untuk acara yang akan dilakukan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan itu. “Nanti malam kita debat publik juga akan melakukan pengamanan di sana,” ujar Suntana.