REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menanggapi video kampanye pasangan Ahok-Djarot yang menampilkan aksi demonstrasi dan sweeping yang dilakukan oleh orang berpeci. Sandi menyayangkan adanya gambaran di video itu yang dinilainya justru bisa memecah belah.
"Jangan melabelisasi sekelompok tertentu dengan anarkis dan perpecahan," kata Sandi di Jakarta, Senin (10/4).
Sandi mengajak semua pihak untuk mengisi sembilan hari jelang pemungutan suara dengan hal-hal yang bermanfaat dan menyejukkan. Dia mengaku akan tetap fokus menyosialisasikan program-programnya. Cara itu dinilai memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat dan menjaga kesejukan suasana pilkada.
"Kita gunakan kesempatan sembilan hari ini untuk fokus di program-program yang justru mempersatukan warga karena kita harus bicara apa yang menjadi harapan pada 19 April," ujar dia.
Sebelumnya, pasangan Ahok-Djarot mengeluarkan iklan kampanye. Iklan tersebut menggambarkan aksi demonstrasi dan sweeping yang dilakukan oleh orang berpeci. Dalam iklan tersebut juga ditulis 'ganyang Cina' dan narasi sebagai berikut;
Saudara-saudaraku, seluruh warga Jakarta. Waktu sudah mulai mendekat. Jadilah bagian dari pelaku sejarah ini dan akan kita tunjukkan bahwa negara pancasila benar-benar hadir di Jakarta. Kita juga akan tunjukkan bahwa Bhinneka Tunggal Ika benar-benar bukan hanya jargon tapi sudah membumi di Jakarta.
Siapapun kalian, apa agama kalian, apa suku kalian, darimana asal usul kalian, saudara-saudara semua, semua adalah saudara kita sebangsa dan setanah air dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
Jangan tanyakan darimana kau berasal. Jangan tanyakan apa agamamu. Tapi tanyakan apa yang telah kau perbuat untuk Jakarta.