REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris berpendapat, anggota DPD RI mempunyai ikatan emosional langsung dengan rakyat sebagai konstituen. Maka dari itu, menurutnya menjadi anggota DPD jauh lebih sulit daripada menjadi anggota DPR.
"Kami tidak akan jadi calon senator jika kami tidak dapat restu langsung dari rakyat yang rela memberikan dukungannya lewat KTP. Kami punya ikatan emosional langsung dengan konstituen. Saya bisa katakan menjadi anggota DPD jauh lebih sulit dari anggota DPR," kata Fahira dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (10/4).
Maka dari itu, Fahira mengatakan, tidak adil jika konstitusi menepikan DPD. Sebab, menurutnya, DPD mempunyai tanggung jawab merealisasikan harapan konstituennya.
Fahira berharap, Pimpinan DPD yang baru bisa menangkap keresahan semua aggota DPD yang selama ini merasa tidak ada upaya optimal untuk memperkuat kelembagaan DPD. Sementara, harapan amandemen konstitusi sebagai satu-satunya jalan memperkuat wewenang DPD juga semakin tidak jelas realisasinya.
“Jika Pimpinan DPD yang baru mampu menangkap keresahan ini dan menindaklanjutinya dengan sungguh-sungguh, saya yakin perbedaan pendapat akan hilang dengan sendirinya dan semua anggota akan bersatu padu mendukung pimpinan yang baru sehingga DPD dalam sisa waktunya ini, hadirnya benar-benar dirasakan oleh rakyat,” ucap Fahira.