Senin 10 Apr 2017 05:26 WIB

Politikus PDIP: Pemindahan Ibu Kota Bukan Wacana Baru

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Bayu Hermawan
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR RI dari FPDIP Masinton Pasaribu mengatakan, wacana pemindahan ibukota negara Indonesia bukan wacana baru. Pada akhir tahun 1950an Bung Karno pernah mewacanakan pemindahan ibukota negara Indonesia ke wilayah Kalimantan, tepatnya di Palangkaraya.

"Bahkan pada masa agresi militer Belanda pascanegara Indonesia diproklamirkan karena pertimbangan kedaruratan, ibukota negara RI pernah pindah dari Jakarta ke Yogyakarta," katanya, Ahad, (9/4).

Menurut Masinton, tak ada upaya pengalihan isu dengan wacana pemindahan ibukota. Sebenarnya negara lain malah pernah memindahkan ibukotanya seperti Brasil, Myanmar, Pakistan, dan Malaysia.

Terkait apakah Palangkaraya cocok menjadi ibukota, Masinton menjelaskan, aecara geografis Kota Palangkaraya berada di tengah Indonesia dengan kondisi geologi yang relatif aman dari bencana alam.

"Palangkaraya cenderung aman dari gempa, longsor, dan dampak letusan gunung berapi. Berdasarkan peta geologi Indonesia, Kalimantan merupakan pulau yang terbebas dari gempa karena tidak berada di wilayah ring of fire," ujarnya.

Ia menambahkan, selain itu kemungkinan Kalimantan terkena tsunami pun kecil. Ini bisa menjadi pertimbangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement