Senin 10 Apr 2017 00:59 WIB

Kemenag: Agama dan Politik tidak Dapat Dipisahkan

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Bayu Hermawan
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenag Mastuki HS
Foto: istimewa
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenag Mastuki HS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapuspinmas Kemenag Mastuki membenarkan pernyataan Presiden Joko Widodo agama sangat penting terutama dalam dinamika politik. Ia menilai, nilai-nilai agama harus menjadi pemersatu bukan unsur yang memecah belah.

"Pernyataan presiden benar. Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang relijius. Segala hal terkait dengan kehidupannya mendasarkan pada nilai-nilai agama," jelasnya kepada Republika.co.id, Ahad (9/4).

Menurut Mastuki, bukan hanya urusan politik saja, bahkan makan, minum, bertransaksi, menikah, mengobati sakit, berhubungan dengan orang lain hingga urusan memilih pemimpin semua didasarkan atas pertimbangan nilai-nilai agama. Pada posisi ini antara agama dan politik tidak dapat dipisahkan. Lanjut dia, tidak ada yang salah ketika mencampurkan agama dan politik.

Namun pernyataan sebelumnya terkait tidak mencampurkan kepentingan politik dengan agama adalah membawa atau mengatasnamakan nilai agama yang sesungguhnya suci dan adiluhung.

"Nilai-nilai agama yang seharusnya menjadi pemersatu, akibat dicampuradukkan menjadi unsur yang memecah belah. Itu yang harus dihindari. Jadi dipisah mana nilai agama yang luhur dengan politik yang bisa mendegradasi agama," jelasnya.

Menurut Mastuki, konteks pernyataan Jokowi adalah khawatir munculmya sentimen politik yang dapat merusak keberagamaan dan keberagam. Persatuan bangsa lebih utama dan harus diutamakan daripada orientasi politik apalagi dengan dalih agama yang dapat memecah belah persatuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement