Ahad 09 Apr 2017 13:15 WIB

Menhan Inggris: Rusia Bertanggung Jawab Atas Serangan Gas Suriah

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ilham
Foto diambil 4 April 2017, ketika petugas medis Turki memeriksa korban serangan senjata kimia di kota Idlib, Suriah, di rumah sakit di Reyhanli, Hatay, Turki.
Foto: AP
Foto diambil 4 April 2017, ketika petugas medis Turki memeriksa korban serangan senjata kimia di kota Idlib, Suriah, di rumah sakit di Reyhanli, Hatay, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Pertahanan Britania Raya, Sir Michael Fallon menuduh Rusia yang bertanggung jawab atas setiap kematian yang diakibatkan oleh serangan gas beracun di Suriah. Karena Moskow merupakan pendukung setia rezim Bashar al Assad.

Fallon menulis di the Sunday Time, dia mengecam dan meminta Rusia agar bertindak untuk memastikan penderitaan warga sipil Suriah dapat segera diakhiri. "Sebagai pendukung setia Assad, Rusia bertanggung jawab atas setiap kematian warga sipil pekan lalu," katanya seperti dikutip Sky News, Ahad (9/4).

Pada Selasa lalu, kawasan pemberontakan di Khan Sheikhoun, Idlib diserang dengan gas beracun. Akibatnya, sekitar 87 warga sipil, termasuk anak-anak tewas setelah menghirup racun.

Sementara, AS juga menembakkan rudal jelajah 59 ke Suriah, yang diklaim sebagai serangan terhadap militer Suriah. Hal itu diklaim sebagai kecaman atas tindakan tak manusiawi itu.

Selain itu, Fallon juga memperingatkan Rusia, jika ingin terbebas dari tanggung jawab atas serangan lainnya di masa depan, maka Vladimir Putin harus menegakkan komitmen untuk membantu investigasi PBB untuk membongkar senjata kimia Suriah, dan terlibat sepenuhnya dalam proses perdamaian. Dia juga menegaskan, solusi yang paling tepat untuk perang di Suriah adalah digulingkannya Assad dari rezim Suriah.

Pekan ini, G7 akan membahas respons mereka terhadap keterlibatan Rusia dalam serangan gas Suriah. Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson turut bergabung di dalamnya. Mereka meminta Putin untuk menarik pasukan militernya di Suriah. Sedangkan Menlu AS Rex Tillerson datang seorang diri ke Kremlin untuk mengirimkan pesan tersebut.

Klaim terlibatnya Rusia dalam serangan gas oleh rezim Assad itu muncul karena adanya drone yang muncul sesaat setelah serangan itu terjadi. Mereka juga dituduh menyerang rumah sakit setelah evakuasi korban berlangsung. Meskipun Rusia telah membantahnya.

Rusia telah menjadi sekutu Suriah selama perang saudara berlangsung. Mereka juga menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB dalam beberapa kesempatan untuk melindungi pemerintah Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement