REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Warga dan keluarga korban tanah longsor di Desa Banaran, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, tidak puas dengan kinerja tim SAR gabungan pencarian. Ini karena dianggap tidak optimal dan belum menyentuh titik-titik sejumlah korban diduga tertimbun.
"Sikap masyarakat berdasar hasil pertemuan antara BPBD, kades, dan warga keluarga korban longsor, mereka tidak puas dengan hasil pencarian," kata Kepala BPBD Kabupaten Ponorogo Sumani saat rapat koordinasi bersama tim SAR gabungan di Posko Induk Tanggap Darurat Bencana di Desa Banaran, Sabtu (8/4).
Menurut Sumani, banyak area yang belum tersentuh alat berat yang dikerahkan tim SAR gabungan. Padahal, menurut paparan dia, beberapa area diyakini terdapat sejumlah korban yang terkubur material longsor.
Pernyataan Sumani yang menjadi prolog rapat koordinasi penentuan penghentian atau melanjutkan operasi SAR itu didukung Kades Banaran Sarnu yang menyatakan keluarga korban siap membantu mengarahkan operator alat berat jenis eskavator untuk menyisir material longsor guna mencari para korban yang belum ditemukan.
"Mulai hari ini (Sabtu) keluarga korban dan warga siap membantu menunjukkan lokasi yang akan disisir tim SAR," kata Sarnu.
Apabila sudah dilakukan penyisiran di lokasi yang ditunjuk warga dan keluarga yang mengetahui keberadaan terakhir korban namun tetap tidak ditemukan, Sarnu menegaskan warga siap menerima kenyataan apa pun hasilnya. Selain meminta melanjutkan pencarian di beberapa titik yang dicurigai, Sarnu mengingatkan tim SAR gabungan agar tidak lupa mengembalikan material longsor yang sudah diaduk-aduk untuk diratakan kembali serta menata alur sungai agar aliran air dari sumber utama yang berada persis di bawah lereng Gunung Gede yang longsor tidak tersumbat
"Kami minta dengan hormat agar tanah yang diaduk-aduk oleh tim SAR gabungan menggunakan alat berat diratakan kembali dan jalur sungai ditata ulang supaya tidak memicu banjir bandang yang membahayakan pemukiman di bawah," katanya.