REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Laskar Front Pembela Islam (FPI), Ridwan Sholeh menampik dugaan tindak diskrimasi yang menyinggung ormasnya. Menurut penuturan Ridwan, sehari setelah ramainya pemberitaan yang mengatakan adanya diskriminasi yang menimpa Sidup, dia dan Lurah Pejaten Timur langsung mengunjungi kediamanan Sidup.
Ridwan juga mengatakan, pada saat Ahok mendatangi kediaman Sidup, Tidak ada warga yang menyaksikan kunjungan tersebut. Ridwan menambahkan, aparatur pemerintah seperti RT, RW dan Lurah juga tidak mengetahui kunjungan gubernur Jakarta nonaktif itu.
"Engga ada sama sekali yang ketemu Ahok. Makanya Lurah nemuin bu Sidup untuk minta diceritain kejadian sebenarnya, saat lurah selesai minta penjelasan, lurah juga menyimpulkan kalau berita diskriminasi itu hoax," tegasnya, Jumat (7/4).
Ridwan mengatakan, saat malam terjadinya pemadaman listrik, FPI sedang melakukan bazar yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kediaman Sidup. Sidup, menurut Ridwan pada malam itu berencana menginap di rumah salah satu tetangganya yang disinyalir sebagai salah satu pendukung Ahok, karena lampu dan air di rumahnya mati.
"Saya enggak tahu sih dia (Sidup) jadinya menginap atau enggak, tapi saya lihat dia pulang ke rumahnya sekitar 23.00 WIB. Lampu rumah Bu Sidup juga menyala kok, pintunya enggak digembok," jelasnya.
Ridwan, yang juga merupakan warga kelurahan Pejaten Timur mengaku tidak mengetahui adanya pemadaman dan pematian air yang dituduhkan kepada ormasnya, FPI sebagai pelaku tindakan tersebut.
Ia juga mengaku tidak memiliki perjanjian dengan lurah saat menemui Sudip, karena Ridwan sedang dalam perjalanan menuju rumah temannya yang sedang mengadakan pernikahan.
"Kebetulan lurah sudah sampai di lokasi saat saya ingin menemui bu Sidup untuk klarifikasi. Saya juga engga janjian, kebetulan aja ketemu di rumah bu Sidup," jelasnya.
Ridwan menampik tuduhan bahwa FPI telah melakukan kekerasan secara lisan kepada Sidup. Menurut Ridwan, dirinya tidak pernah bertemu secara pribadi dengan Sidup, kecuali saat dia dan lurah mengunjungi Sidup untuk meminta klarifikasi.
"FPI hanya bertemu bu Sidup saat bersama lurah saja, jadi kami tidak pernah memarahi sidul sama sekali," katanya.
Ridwan menuturkan, kabar tidak benar yang beredar di media sosial ini telah diluruskan, baik di mata warga maupun Polsek yang sebelumnya mendapatkan laporan dugaan diskriminasi atas Sidup yang dilaporkan timses Ahok.
"Semua sudah clear, kita juga sudah ketemu dengan polisi dari polsek buat kasih klarifikasi," ucapnya.