Jumat 07 Apr 2017 19:02 WIB

Darmayanti: Saya Kaget, Agenda Paripurna DPD Banyak yang Aneh

Rep: Ali Mansur/ Red: Bilal Ramadhan
Oesman Sapta Odang (tengah) terpilih menjadi ketua DPD RI secara aklamasi menggantinkan M Saleh bersama Nono Sampono (kiri) dan Darmayanti Lubis (kanan), di Kompleks Parlemen, Selasa (4/4) dini hari WIB.
Foto: Republika/Ali Mansur
Oesman Sapta Odang (tengah) terpilih menjadi ketua DPD RI secara aklamasi menggantinkan M Saleh bersama Nono Sampono (kiri) dan Darmayanti Lubis (kanan), di Kompleks Parlemen, Selasa (4/4) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelantikan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI masih diperdebatkan. Tidak sedikit, banyak pihak termasuk pimpinan DPD RI sebelumnya, menyatakan bahwa proses pemilihan dan pelantikan tersebut tidak ilegal.

Apalagi sebelum pelantikan itu, loyalis OSO melakukan pertemuan dengan Mahkamah Agung. Namun, Wakil Ketua DPD RI, Darmayanti Lubis mengaku tidak menahu perihal pertemuan tersebut.

"Wah saya enggak tahu kalau ada pertemuan itu, atau bahasanya lob-lobi gitu. Saya mah politikus biasa, bukan siapa-sapa," jelas Senator asal Sumatera itu, saat dihubungi melalui seluler, Jumat (7/4).

Justru yang dia tahu, bukan loyalis OSO yang melakukan pertemuan dengan MA, melainkan Ketua dan Sekjen DPD RI. Darmayanti menganggap pertemuan itu hanya sebatas konsultasi antar lembaga dan itu dilakukan setelah pemiihan bukan sebelumnya.

Menurutnya pertemuan itu juga kerap dilakukan oleh pimpinan-pimpinan sebelumnya, maka dia tidak tahu apabila pertemuan tersebut dicurigai sebagai kongkalikong. "Setelah kami pemilihan pak Sekjen datanglah ke sana (MA) itu konsultasi, kira-kira seperti ini harus dibuat. Karena ketua-ketua sebelumnya juga ke sana. Tapi kalau itu dinilai sebagai lobi-lobi saya enggak mengerti juga," tambahnya.

Namun Darmayanti juga tidak mengetahui apabila ada pertemuan selain itu. Sebab dia tidak mengetahui secara detail apa yang dilakukan oleh loyalis OSO. Bahkan dia juga kaget kalau dirinya terpilih sebagai wakil ketua DPD RI bersama Sampono.

Selain itu, dirinya juga merasa heran dengan kericuhan yang terjadi pada Paripurna ke sembilan tersebut. "Jujur saya juga kaget kok agenda Paripurna banyak yang aneh, dan tidak menyangka saya ditetapkan sebagai wakil ketua," kata Darmayanti.

Oleh karena itu, dia pun tidak ambisius untuk mempertahankan jabatannya sebagai Wakil Ketua DPD RI. Dia juga rela dan ikhlas jika diminta mundur dari kursi pimpinan DPD RI bila penetapan ketiga pimpinan DPD RI tersebut dianggap ilegal. Karena, sekalipun dia tidak lagi menjabat sebagai wakil ketua tapi tetap menjadi anggota DPD RI.

"Saya mah mau kerja saja lah, jalanin amanah ini. Bersyukur sajalah apapun, saya mah enggak neko-neko," tutur Darmayanti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement