REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Anies-Sandi resmi melaporkan spanduk fitnah yang berisi janji penegakan syariat Islam jika pasangan nomor urut tiga terpilih dalam Pilkada DKI Jakarta. Tim juga melaporkan akun Twitter @cangharis yang diduga ada keterkaitan dengan spanduk fitnah 'Jakarta Bersyariah' itu.
"Coba lihat unggahannya dan spanduk yang dipasang kemarin, itu mirip, terkait perda syariat," kata Ketua Tim Hukum Anies-Sandi, Agus Otto, di kantor Bawaslu DKI, Kamis (6/4).
Agus mengatakan, unggahan dari akun tersebut terkait spanduk 'Jakarta Bersyariah' yang terpasang masif beberapa hari lalu ada hubungannya. Akun yang mengaku pendukung Anies-Sandi itu juga kerap mengunggah tulisan maupun foto yang membawa SARA. Dia menduga, akun tersebut sengaja dibuat untuk menjatuhkan pasangan Anies-Sandi.
"@cangharis yang mengaku-aku sebagai tim Anies-Sandi, padahal dia juga bagian yang disusupi dari tim sebelah, untuk menghancurkan pasangan Anies-Sandi," ujar Agus.
Dia mengatakan, tim juga telah menyurati Kemenkominfo sepekan lalu untuk memblokir akun tersebut. Aktivitas akun yang diikuti 19 ribu lebih akun lainnya itu sangat merugikan pasangan yang diusung Gerindra dan PKS tersebut. Agus menilai, cara-cara seperti ini dilakukan secara masif, terstruktur dan sistematis. "Paslon itu kan ada dua doang, (nomor) 2 dan 3. Jadi ya siapa lagi, kita ingin pastikan siapa di balik (akun) itu," kata Agus.
Dalam momentum yang sama, Tim Anies-Sandi juga melaporkan dugaan terjadinya politik uang dalam bentuk sembako yang diduga dilakukan tim pasangan nomor dua Ahok-Djarot. Tim Advokasi Anies-Sandi, Amir Hamzah, mengatakan, dugaan politik uang itu terjadi saat kegiatan pengajian kebangsaan pada Sabtu (1/4) di Pasar Manggis, Setia Budi, Jakarta Selatan.
Materi berupa sembako itu dibagikan kepada warga dengan mengimbau agar memilih pasangan pejawat Ahok-Djarot pada pemilihan 19 April mendatang.
Baca juga, Polda Metro Jaya Minta Sidang Pembacaan Tuntutan Ahok Ditunda.